Atas Nama "TEKNOLOGI"


       Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990 : 1158) Teknologi adalah ; 1) Metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis ilmu pengetahuan terapan 2) Keseluruhan sarana untuk menyediakan barang- barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
      Dengan pengertian tersebut diatas teknologi adalah sebuah alat untuk menudahkan pekerjaan manusia. Tekonologi ini sendiri beraneka ragam. Di era modern seperti sekarang ini, "Teknologi Informasi" menjadi hal yang sangat penting. Teknologi Informasi (TI), atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Information technology (IT) adalah istilah umum yang menjelaskan teknologi apa pun yang membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengomunikasikan dan/atau menyebarkan informasi. TI menyatukan komputasi dan komunikasi berkecepatan tinggi untuk data, suara, dan video. Contoh dari Teknologi Informasi bukan hanya berupa komputer pribadi, tetapi juga telepon, TV, peralatan rumah tangga elektronik, dan peranti genggam modern (misalnya ponsel).
     Teknologi informasi sekarang ini menjadi sesuatu yang dibutuhkan, namun juga membawa dampak yang kurang baik bagi kehidupan manusia itu sendiri yang memanfaatkan teknologi tersebut. Beberapa hal yang sekarang digemari oleh semua kalangan baik itu anak-anak, remaja, orang tua bahkan lanjut usia sekalipun. Diantaranya jejaring sosial ( social network), game, tayangan telefisi, ponsel,  serta segala hal yang disebut dengan "dunia maya" termasuk di dalamnya jejaring sosial.

   a. Jejaring sosial
Jejaring sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang dijalin dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dll.Analisis jaringan jejaring sosial memandang hubungan sosial sebagai simpul dan ikatan. Simpul adalah aktor individu di dalam jaringan, sedangkan ikatan adalah hubungan antar aktor tersebut. Bisa terdapat banyak jenis ikatan antar simpul. Penelitian dalam berbagai bidang akademik telah menunjukkan bahwa jaringan jejaring sosial beroperasi pada banyak tingkatan, mulai dari keluarga hingga negara, dan memegang peranan penting dalam menentukan cara memecahkan masalah, menjalankan organisasi, serta derajat keberhasilan seorang individu dalam mencapai tujuannya. Yang termasuk jejaring sosial diantaranya: Facebook, Twitter, MySpace, Friendster, Hi5 , dan masih banyak yang lain.
     Jejaring sosial tersebut disatu sisi banyak manfaatnya, saya sendiri juga merasakannya. Mulai dari semakin banyak teman, menjadi ajang promosi, juga menjadi sarana memperoleh informasi, selain itu yang terpenting adalah bisa menggunakan media tersebut sebagai media dakwah. Namun selain hal tersebut jika kita tidak benar-benar memanage waktu dengan baik, maka akan terjerumus ke dalam sesuatu hal yang benar-benar melenakan dan bisa menjadi candu. Diantaranya:
- Menjadi lupa waktu
- Boros, karena sering ke warnet atau mengunjungi internet
- Memutus silaturahmi yang sebenarnya, dengan adanya teknologi ini. Banyak orang yang menjadi enggan untuk menyapa secara langsung, walau di jejaring sosial akrab. Itu terjadi karena per"temanan" yang terjadi adalah semu.

b. Game
Game... sudah tidak asing dan menjadi hal yang diminati dan juga sangat berpotensi menjadi candu. Game sebenarnya ada sisi positifnya juga. Diantara sisi buruknya yaitu:
    -  Membuat orang jadi bodoh!
Tak disangka kalau pernyataan ini justru datang dari tanah airnya video game, Jepang! Profesor Ryuta Kawashima di Universitas Sendai's Tokohu menyimpulkan bahwa sound dan vision game-game Nintendo dapat merusak sebagian otak, walaupun tidak menstimulasi bagian lain. "Kami cemas dengan generasi anak-anak berikutnya yang main video game," ujar Kawashima.
    - Membuat orang terisolir!
Dulu pernah terjadi kematian tragis gara-gara game. Shawn Woolley, fans berat EverQuest tewas setelah bermain game online. Kini ibu Woolley mengelola OnLine Gamers Anonymous, grup berbasis Web untuk orang-orang telah terisolasi dan terbuang akibat game. Jumlah anggotanya sekarang mencapai 650 orang (data terakhir tahun 2003).
    -Membuat orang ketagihan:
Orang tua, pasangan suami istri, dan sejumlah ilmuwan mengamati fenomena yang disebut "ketagihan video game".Fenomena ini sering terjadi di kalangan penggemar game berjenis Massive Multiplayer Online RPG (MMORPG) seperti Ragnarok Online, Pangya, atau serial klasik EverQuest. Mereka jadi malas bekerja, bersosialisasi dengan teman, bahkan kehilangan nafsu makan.Pokoknya, yang terpikir di benak mereka hanyalah game, game, dan game!
    - Mengganggu Kesehatan!
Belakangan ini kritik bermunculan seputar controller yang bisa menimbulkan rasa sakit di jari dan tangan. Pada tahun 2002, Jurnal Kesehatan Inggris mempublikasikan artikel tentang seorang anak berusia 15 tahun yang mengalami radang jari tangan setelah main PlayStation selama tujuh jam non-stop. Dokter-dokter menganalisa kalau anak itu menderita "sindrom vibrasi lengan" karena terlalu lama memegang controller.
    -Menimbulkan kekerasan!
Kalau boleh dibilang, ini adalah salah satu alasan terbesar mengapa video game dianggap buruk. Kontroversi ini muncul tahun 1993 ketika senator Joseph Lieberman berkampanye menentang serial Mortal Kombat, sebuah game pertarungan yang penuh adegan kekerasan dan banjir darah. Ia juga menarik penayangan serial tv anak, Captain Kangaroo. Menurut Lieberman, orang tua harus berjaga-jaga dengan "wabah penyakit" yang bisa menyerang anak-anak di rumah. Soalnya wabah yang satu ini dapat menimbulkan kekerasan. Sejak saat itu, para ahli bedah dan asosiasi psikologi Amerika 'tergoda' untuk menghubungkan kekerasan video game dengan kenyataan yang terjadi. Sayang, hasil penelitian itu belum juga ditemukan.
     Namun disisi lain, game sebenarnya juga memiliki dampak positif, diantaranya:
- Membuat orang pintar!
Penelitian di Manchester University dan Central Lanchashire University membuktikan bahwa gamer yang bermaingame 18 jam per minggu memiliki koordinasi yang baik antara tangan dan mata setara dengan  kemampuan atlet. Dr. Jo Bryce, kepala penelitian menemukan bahwa hardcore gamer punya daya konsentrasi tinggi yang memungkinkan mereka mampu menuntaskan beberapa tugas
- Mengusir stres!Politikus dan orang tua meributkan kekerasan akibat video game. Sebetulnya mereka tak mau mengakui kalau game itu salah satu cara yang tidak berbahaya untuk mengusir stres. Pertempurannya virtual, senjatanya palsu, dan darahnya juga bohongan. Bahkan first-person shooter yang paling keras pun serba digital. Para peneliti di Indiana University menjelaskan bahwa bermain game dapat mengendurkan ketegangan syaraf.
- Memulihkan kondisi tubuh!Game terbukti dapat digunakan untuk pasien yang sedang mendapat terapi fisik. "Biarkan mereka main," kata Dr.Mark Griffiths, psikolog di Nottingham Trent University. Ia melakukan penelitian sejauh mana manfaat game dalam terapi fisik. "Latihan fisik yang berulang-ulang dan membosankan agak sulit menyembuhkan seseorang akibat luka parah." Pengenalan video game dalam terapi fisik ternyata sangat menguntungkan.

bersambung...

Sumber :
http://darkgloves.blogspot.com/2010/10/baik-dan-buruk-game.html
wikipedia
dengan perubahan


0 komentar:



Posting Komentar