GURU.Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah
atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Guru-guru seperti ini harus mempunyai semacam kualifikasi formal. Dalam
definisi yang lebih luas, setiap orang yang mengajarkan suatu hal yang
baru dapat juga dianggap seorang guru. Sedangkan guru di Indonesia secara formal diartikan sebagai seorang pengajar di sekolah negeri ataupun swasta yang memiliki
kemampuan berdasarkan latar belakang pendidikan formal minimal berstatus
sarjana, dan telah memiliki ketetapan hukum yang syah sebagai guru berdasarkan undang-undang guru dan dosen yang berlaku di Indonesia.Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Guru
Kata orang jawa, guru itu singkatan dari "digugu lan ditiru" artinya orang yang dipercaya dan selalu ditirukan tindak-tanduknya karena sikapnya juga mencerminkan sebagai "CONTOH", sebagai teladan bagi kehidupan selanjutnya kelak.Namun seiring berjalannya waktu tidak sedikit dari mereka yang bahkan bisa dikatakan "wagu tur saru" , karena tingkah laku dan tindak-tanduknya yang sudah tidak mencerminkan sikap seorang guru.
Guru merupakan suatu profesi yang tugasnya sangat mulia. Tak akan ada dokter, polisi, presiden, tentara,konglomerat,desainer,insinyur "tanpa" jasa dari seorang guru. Teringat ketika saya dulu usia SD ditanya, cita-citamu apa? Jawabku: Guru. Tanpa pikir panjang karena saya melihat guru adalah suatu sosok yang sangat mulia sekali. Bisa menjadikan generasi-generasi luar biasa. Pun ketika saya melihat dan "masih" menjumpai guru-guru yang luar biasa serius dalam mendidik anak-anak didiknya layaknya anak kandungnya sendiri. Bukan hanya materi pelajaran IPA, Matematika, IPS, Bahasa Indonesia, TIK, Bahasa Inggris serta pelajaran-pelajaran lain saja yang mereka ajarkan. Tapi ketika mengaar diselingi motivasi, semangat, tuntutan budi pekerti, dan sopan santun. Saya sangat kagum dengan "guru-guru yang sesungguhnya tersebut". Bukan hanya semata mengejar nilai-nilai, tapi proses bagaimana mendapatkan hasil yang baik disertai masukan-masukan motivasi.
Bagaimana dengan guru-guru sekarang?. Tidak sedikit memang yang masih bisa mendapatkan gelar orang yang "digugu lan ditiru". Namun banyak pula yang sudah tidak pantas lagi mendapatkan predikat tersebut dan lebih pantas dijuluki orang "wagu tur saru". Dengan segala tingkah laku dan kepribadian yang tak sesuai. Contohnya:
a. Guru juga mencontek
Hal ini sudah saya bahas di postingan saya beberapa bulan yang lalu pada http://cahgombongkebumen.blogspot.com/2011/11/gurunya-juga-menyontek-apalagi-muridnya.html
b. Guru juga korupsi
Jika para koruptor- koruptor yang sekarang berjaya di gedung pemerintahan mulai dari tingkat RT, RW, desa , kelurahan, kecamatan, dan sampai pusat. Mereka bahkan tak diajari untuk korupsi, karena saya yakin guru-guru pada masa itu masih menanamkan budi pekerti yang baik. Bagaimana dengan sekarang? Beberapa guru juga memberi contoh korupsi. Lebih sering adalah korupsi "waktu". Saya sendiri juga masih terkadang melakukan hal ini. Mungkin sepele, namun hal ini akan memberikan contoh yang buruk bagi nak didik. Bagaimana jadinya generasi-generasi masa datang??.
c. Guru Emosional
Tidak sedikit dari guru-guru. Saya sendiri juga masih belajar untuk ini. Terkadang melampiaskan emosinya pada anak didik. memberikan hukuman fisik dan sama sekali tak mendidik. Kata Ustadz. Muhammad Faudzil Adzim dalam suatu seminarnya mengatakan. "Kita boleh memberikan larangan kepada anak, namun pada saat-saat yang memang harus mengatakan itu". "Berikan kasih sayang yang tulus, karena guru adalah orang tua kedua". Namun terkadang atau bahkan sering kita sebagai seorang guru ketika sedang ada problem pribadi dibawa ke kelas, sehingga anak yang jadi korban. Ini yang perlu dihindari.
Ketiga hal tersebut hanya sebagai contoh, masih banyak hal lain yang tak sesuai. Ada 2 hal yang sudah sepantasnya diingat oleh seorang guru (sebenarnya 3 tetapi saya lupa yang terakhir). Kedua hal ini bisa meminimalisir atau bahkan menghilangkan sikap-sikap dari guru yang tidak baik. Hal ini disampaikan oleh Ustadz Mohammad Faudzil Adzim pada suatu seminar parentingnya. Hal penting yang perlu diingat oleh guru:
1. Aspek yang terlihat pada guru
Seharusnya guru memiliki kepribadian yang sama dimanapun ia berada baik di rumah, sekolah, maupun diluar itu. Seorang guru harus memiliki konsistensi sikap kepribadian yang patut dicontoh oleh anak didiknya. Dengan mengingat hal ini, maka kita akan selalu berhati-hati dalam bertindak. Jangan hanya ketika di sekolah saja baiknya, namun ketika dirumah atau di tempat lain menjadi berbeda. Sebagai contoh: beberapa guru wanita muslim sekarang berbondong-bondong untuk memakai jilbab, namun ketika dirumah auratnya diumbar kemana-mana.
2. Aspek yang dirasakan
Merupakan beberapa cara guru menjalin hubungan dengan siswa:
a. Akrab Dominan : Akrab pada anak didik, namun tegas.
b. Akrab tidak dominan : Terlalu akrab dengan anak didik sampai tidak ada perbedaan antara anak didik-teman dan anak didik-guru. Hal ini sebaiknya dihindari. Karena bekal penting yang sebaiknya ditanamkan pada anak salah satunya adalah hormat pada guru.
c. Tidak akrab dominan : "Killer" tetapi sangat dihormati oleh anak didik.
d. Tidak akrab tidak dominan : "Killer" dan tidak disukai dan sama sekali tak dihormati.
Guru adalah suatu profesi yang sangat mulia yang membentuk anak-anak bangsa menjadi pribadi-pribadi yang luar biasa. Tak akan ada presiden jika tidak ada guru yang memberikan ilmu dengan baik. Sebagai guru sayangilah anak-anak didik kita dengan tulus. Jangan hanya memberikan "materi" karena menyelesaikan "SILABUS dan RPP". Apalagi hanya mengejar "GAJI SERTIFIKASI" .Tapi berikan juga motivasi, pelajaran budi pekerti, sopan santun, yang akan sangat berguna bagi kehidupan anak didik nantinya. Nilai 10 pada mapel IPA, Matematika, Bahasa Inggris tak akan ada nilainya jika kelakuan anak didik kita, sopan santunnya rendah. Jika semua guru bisa demikian, niscaya generasi-generasi masa datang akan lebih baik dengan izin Allah SWT.
Marilah perbaiki diri untuk menjadi "guru yang sesungguhnya" patut "digugu lan ditiru" bukan "wagu tur saru". Karena semua yang kita lakukan akan diminta pertanggung jawabannya kelak di akhirat nanti.Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya..." (Al Isra:36). Jika kita akan melakukan hal yang kurang baik, terlepas dari profesi kita sebagai guru, apalagi jika memang kita berprofesi sebagai guru maka ingatlah bahwa Allah SWT melihat segala kegiatan yang kita lakukan.
Demikian corat-coret saya, semoga bermanfaat bagi pembaca semua dan jika ada kesalahan mohon maaf.
Kata orang jawa, guru itu singkatan dari "digugu lan ditiru" artinya orang yang dipercaya dan selalu ditirukan tindak-tanduknya karena sikapnya juga mencerminkan sebagai "CONTOH", sebagai teladan bagi kehidupan selanjutnya kelak.Namun seiring berjalannya waktu tidak sedikit dari mereka yang bahkan bisa dikatakan "wagu tur saru" , karena tingkah laku dan tindak-tanduknya yang sudah tidak mencerminkan sikap seorang guru.
Guru merupakan suatu profesi yang tugasnya sangat mulia. Tak akan ada dokter, polisi, presiden, tentara,konglomerat,desainer,insinyur "tanpa" jasa dari seorang guru. Teringat ketika saya dulu usia SD ditanya, cita-citamu apa? Jawabku: Guru. Tanpa pikir panjang karena saya melihat guru adalah suatu sosok yang sangat mulia sekali. Bisa menjadikan generasi-generasi luar biasa. Pun ketika saya melihat dan "masih" menjumpai guru-guru yang luar biasa serius dalam mendidik anak-anak didiknya layaknya anak kandungnya sendiri. Bukan hanya materi pelajaran IPA, Matematika, IPS, Bahasa Indonesia, TIK, Bahasa Inggris serta pelajaran-pelajaran lain saja yang mereka ajarkan. Tapi ketika mengaar diselingi motivasi, semangat, tuntutan budi pekerti, dan sopan santun. Saya sangat kagum dengan "guru-guru yang sesungguhnya tersebut". Bukan hanya semata mengejar nilai-nilai, tapi proses bagaimana mendapatkan hasil yang baik disertai masukan-masukan motivasi.
Bagaimana dengan guru-guru sekarang?. Tidak sedikit memang yang masih bisa mendapatkan gelar orang yang "digugu lan ditiru". Namun banyak pula yang sudah tidak pantas lagi mendapatkan predikat tersebut dan lebih pantas dijuluki orang "wagu tur saru". Dengan segala tingkah laku dan kepribadian yang tak sesuai. Contohnya:
a. Guru juga mencontek
Hal ini sudah saya bahas di postingan saya beberapa bulan yang lalu pada http://cahgombongkebumen.blogspot.com/2011/11/gurunya-juga-menyontek-apalagi-muridnya.html
b. Guru juga korupsi
Jika para koruptor- koruptor yang sekarang berjaya di gedung pemerintahan mulai dari tingkat RT, RW, desa , kelurahan, kecamatan, dan sampai pusat. Mereka bahkan tak diajari untuk korupsi, karena saya yakin guru-guru pada masa itu masih menanamkan budi pekerti yang baik. Bagaimana dengan sekarang? Beberapa guru juga memberi contoh korupsi. Lebih sering adalah korupsi "waktu". Saya sendiri juga masih terkadang melakukan hal ini. Mungkin sepele, namun hal ini akan memberikan contoh yang buruk bagi nak didik. Bagaimana jadinya generasi-generasi masa datang??.
c. Guru Emosional
Tidak sedikit dari guru-guru. Saya sendiri juga masih belajar untuk ini. Terkadang melampiaskan emosinya pada anak didik. memberikan hukuman fisik dan sama sekali tak mendidik. Kata Ustadz. Muhammad Faudzil Adzim dalam suatu seminarnya mengatakan. "Kita boleh memberikan larangan kepada anak, namun pada saat-saat yang memang harus mengatakan itu". "Berikan kasih sayang yang tulus, karena guru adalah orang tua kedua". Namun terkadang atau bahkan sering kita sebagai seorang guru ketika sedang ada problem pribadi dibawa ke kelas, sehingga anak yang jadi korban. Ini yang perlu dihindari.
Ketiga hal tersebut hanya sebagai contoh, masih banyak hal lain yang tak sesuai. Ada 2 hal yang sudah sepantasnya diingat oleh seorang guru (sebenarnya 3 tetapi saya lupa yang terakhir). Kedua hal ini bisa meminimalisir atau bahkan menghilangkan sikap-sikap dari guru yang tidak baik. Hal ini disampaikan oleh Ustadz Mohammad Faudzil Adzim pada suatu seminar parentingnya. Hal penting yang perlu diingat oleh guru:
1. Aspek yang terlihat pada guru
Seharusnya guru memiliki kepribadian yang sama dimanapun ia berada baik di rumah, sekolah, maupun diluar itu. Seorang guru harus memiliki konsistensi sikap kepribadian yang patut dicontoh oleh anak didiknya. Dengan mengingat hal ini, maka kita akan selalu berhati-hati dalam bertindak. Jangan hanya ketika di sekolah saja baiknya, namun ketika dirumah atau di tempat lain menjadi berbeda. Sebagai contoh: beberapa guru wanita muslim sekarang berbondong-bondong untuk memakai jilbab, namun ketika dirumah auratnya diumbar kemana-mana.
2. Aspek yang dirasakan
Merupakan beberapa cara guru menjalin hubungan dengan siswa:
a. Akrab Dominan : Akrab pada anak didik, namun tegas.
b. Akrab tidak dominan : Terlalu akrab dengan anak didik sampai tidak ada perbedaan antara anak didik-teman dan anak didik-guru. Hal ini sebaiknya dihindari. Karena bekal penting yang sebaiknya ditanamkan pada anak salah satunya adalah hormat pada guru.
c. Tidak akrab dominan : "Killer" tetapi sangat dihormati oleh anak didik.
d. Tidak akrab tidak dominan : "Killer" dan tidak disukai dan sama sekali tak dihormati.
Guru adalah suatu profesi yang sangat mulia yang membentuk anak-anak bangsa menjadi pribadi-pribadi yang luar biasa. Tak akan ada presiden jika tidak ada guru yang memberikan ilmu dengan baik. Sebagai guru sayangilah anak-anak didik kita dengan tulus. Jangan hanya memberikan "materi" karena menyelesaikan "SILABUS dan RPP". Apalagi hanya mengejar "GAJI SERTIFIKASI" .Tapi berikan juga motivasi, pelajaran budi pekerti, sopan santun, yang akan sangat berguna bagi kehidupan anak didik nantinya. Nilai 10 pada mapel IPA, Matematika, Bahasa Inggris tak akan ada nilainya jika kelakuan anak didik kita, sopan santunnya rendah. Jika semua guru bisa demikian, niscaya generasi-generasi masa datang akan lebih baik dengan izin Allah SWT.
Marilah perbaiki diri untuk menjadi "guru yang sesungguhnya" patut "digugu lan ditiru" bukan "wagu tur saru". Karena semua yang kita lakukan akan diminta pertanggung jawabannya kelak di akhirat nanti.Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya..." (Al Isra:36). Jika kita akan melakukan hal yang kurang baik, terlepas dari profesi kita sebagai guru, apalagi jika memang kita berprofesi sebagai guru maka ingatlah bahwa Allah SWT melihat segala kegiatan yang kita lakukan.
PenglihatanNya bisa menembus langit dan bumi.
“Dialah yang menciptakan langit
dan bumi dalam enam masa: Kemudian Dia bersemayam di atas ´arsy Dia
mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya
dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. Dan Dia
bersama kamu di mama saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang
kamu kerjakan.” [Al Hadiid 4]
Demikian corat-coret saya, semoga bermanfaat bagi pembaca semua dan jika ada kesalahan mohon maaf.
0 komentar:
Posting Komentar