Hari Natal belum terlalu lama berlalu, mungkin banyak diantara saudara-saudara kita sesama muslim yang terkadang atau bahkan sering mengucapkan "Selamat Natal". Bagaimana Islam mengatur hal ini?. Berikut adalah penjelasannya.
Lajnah Daimah Untuk Riset Ilmu Dan Fatwa
Pertanyaan
1: Apakah hukumnya mengucapkan
selamat kepada orang-orang kafir pada hari natal? Bagaimana menjawab mereka bila mereka yang
mengucapkan selamat kepada kita? Bolehkah pergi ke tempat resepsi perayaan hari
natal? Apakah seseorang berdosa bila melakukan hal itu tanpa sengaja? Ia melakukannya
bisa karena menghormati atau malu, merasa tidak enak atau karena sebab lainnya? Apakah
boleh menyerupai mereka dalam hal itu?
Jawaban
1: Mengucapkan selamat hari natal kepada orang-orang kafir dan hari keagamaan
mereka yang lainnya adalah haram dengan ittifaaq para ulama, sebagaimana
yang dikutip oleh Ibnul Qayyim dalam kitabya 'Ahkam Ahli Dzimmah',[1] di mana
ia berkata:
'Adapun
mengucapkan selamat dengan syi'ar-syi'ar kufur yang khusus dengannya adalah
haram dengan ittifaaq (kesepakatan para ulama), seperti mengucapkan
selamat terhadap hari besar dan puasa mereka, seperti ia berkata: 'ied penuh
berkah atasmu, atau selamat hari raya dan semisalnya. Perbuatan ini, jika
pelakunya selamat dari kufur, maka ia termasuk yang diharamkan. Ia sama seperti
mengucapkan selamat kepada mereka dengan sujudnya kepada salib. Bahkan hal itu lebih besar
dosanya di sisi Allah Subhanahuwata’alla
dan lebih berat kemurkaan –Nya pada ucapan selamat dari pada minum arak,
membunuh orang lain, melakukan zinah dan semisalnya. Kebanyakan orang yang
tidak punya dasar agama terjerumus dalam hal itu. Ia tidak tahu keburukan apa
yang dia lakukan. Siapa yang mengucapkan selamat kepada seorang hamba dengan
maksiat atau bid'ah atau kufur maka ia menghadapi kemurkaan Allah Subhanahuwata’alla.'
Sesungguhnya
mengucapkan selamat kepada orang-orang kafir dengan hari keagamaan mereka
adalah haram dan seperti yang dikatakan Ibnul Qayim karena hal tersebut
termasuk mengakui syi'ar kufur yang ada padanya, meridhai mereka, sekalipun ia
tidak ridha dengan kufur ini untuk dirinya. Akan tetapi haram atas seorang
muslim meridhai syi'ar kufur atau mengucapkan dengannya kepada orang-orang
kafir, karena Allah Subhanahuwata’alla
tidak ridha dengan hal itu, sebagaimana firman Allah Subhanahuwata’alla:
Jika kamu kafir maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan
(iman)mu dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu
bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu; ... (QS. Az-Zumar:7)
Dan firman-Nya:
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan
telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi
agamamu.. (QS. al-Maidah:3)
Mengucapkan
kepada mereka dengan hal itu adalah haram, sama saja mereka bersama-sama dalam
pekerjaan itu atau tidak.
Apabila mereka mengucapkan selamat
kepada kita dengan hari besar mereka, kita tidak boleh menjawab mereka atas hal
itu, karena ia bukan hari besar kita dan ia adalah hari besar yang tidak
diridhai oleh Allah Subhanahuwata’alla. Dan karena ia
bisa jadi merupakan bid'ah dalam agama mereka dan bisa jadi disyari'atkan akan
tetapi sudah dinasakh dengan agama Islam yang Allah Subhanahuwata’alla telah
mengutus Nabi Muhammad Salallahu’laihi
wassalam kepada semua makhluk, dan firman Allah Subhanahuwata’alla:
Barangsiapa mencari
agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama
itu) daripadanya, dan dia diakhirat termasuk orang-orang yang rugi. (QS. Ali
Imran:85)
Menghadiri undangan seperti ini bagi
seorang muslim adalah haram, karena ini lebih dari sekadar mengucap selamat
kepada mereka karena dalam hal itu termasuk ikut serta bersama mereka dalam perayaan tersebut.
Demikian pula diharamkan bagi kaum
muslimin menyerupai orang-orang kafir dengan mengadakan perayaan untuk hari
natal ini, atau bertukar hadiah, atau membagi kue atau makanan, atau meliburkan
pekerjaan dan semisal yang demikian itu, berdasarkan sabda Nabi Muhammad Salallahu’laihi wassalam:
قال
رسول الله : (مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ
مِنْهُمْ)
Rasulullah Salallahu’laihi
wassala bersabda: "Barangsiapa yang menyerupai suatu
kaum maka ia termasuk dari mereka."[2]
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata
dalam kitabnya: 'Iqtidhaush shiratil Mustaqiim'[3]: 'Menyerupai mereka pada
sebagian hari besar mereka menyebabkan kebahagiaan di hati mereka dengan
kebatilan yang ada pada mereka.... terkadang hal itu bisa mendorong mereka
dalam mengambil kesempatan dan merendahkan orang-orang yang lemah.' Sampai di
sini penjelasannya.
Barangsiapa yang melakukan sesuatu salah
satu dari hal tersebut diatas maka ia berdosa, sama saja ia melakukannya karena
menghormati, atau senang, atau malu, atau karena sebab lainnya, karena hal itu
termasuk mudahanah dalam agama Allah Subhanahuwata’alla dan
termasuk sebab menguatkan jiwa orang-orang kafir dan kebanggaan mereka dengan
agama mereka.
Hanya kepada Allah Subhanahuwata’alla kita
memohon agar memuliakan kaum muslimin dengan agama mereka, memberikan ketetapan
atasnya, dan menolong mereka terhadap musuh-musuh mereka, sesungguhnya Dia Maha
Kuat lagi Maha Perkasa.
Syaikh Muhammad
al-Utsaimin – Majmu' Fatawa wa Rasa`il 3/44.
Pertanyaan 2: Apakah hukumnya
mengucapkan selamat kepada orang kristen pada hari besar mereka, karena saya
mempunyai paman yang mempunyai tetangga yang beragama kristen yang dia (paman)
mengucapkan selamat kepadanya dalam kebahagiaan di hari besar. Dan dia
(tetangga) juga mengucapkan selamat kepada paman saya dalam kebahagiaan atau
hari besar dan setiap ada kesempatan. Apakah hal ini boleh, muslim mengucapkan
selamat kepada orang kristen dan orang kristen mengucapkan selamat kepada
muslim pada hari besar dan kebahagiaan? Berilah fatwa kepada saya semoga Allah Subhanahuwata’alla
membalas kebaikan untukmu.
Jawaban 2: Tidak boleh bagi
seorang muslim mengucapkan selamat kepada orang kristen dengan hari-hari besar
mereka, karena hal itu termasuk tolong menolong terhadap perbuatan dosa dan
kita dilarang dalam hal
itu. Firman Allah Subhanahuwata’alla:
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan
bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (QS.
al-Maidah:2)
Sebagaimana
dalam hal itu ada sifat cinta kepada mereka, mengharapkan cinta mereka, dan
menyatakan ridha (senang) terhadap mereka dan terhadap syi'ar agama mereka, dan
ini hukumnya tidak boleh. Bahkan yang wajib adalah menampakkan permusuhan dan
menyatakan kebencian kepada mereka, karena mereka menentang Allah Subhanahuwata’alla dan
menyekutukan Dia dengan yang lain, serta menjadikan bagi-Nya istri dan anak.
Firman Allah Subhanahuwata’alla:
قال الله تعالى: ﴿ لاَّتَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ
بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلأَخَرِ يُوَآدُّونَ مَنْ حَآدَّ اللهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ
كَانُوا ءَابَآءَهُمْ أَوْ أَبْنَآءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ
أُوْلاَئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ اْلإِيمَانَ وَأَيَّدَهُم بِرُوحٍ مِّنْهُ
وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا اْلأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا
رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ أُوْلاَئِكَ حِزْبُ اللهِ أَلآَإِنَّ
حِزْبَ اللهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ ﴾
Kamu tidak akan
mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling
berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya,
sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara
ataupun keluarga mereka.Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan
dalam hati mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan
dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai,
mereka kekal di dalamnya. Allah Subhanahuwata’alla ridha
terhadap mereka dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka
itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah
golongan yang beruntung. (QS. al-Mujadilah:22)
Dan firman
Allah Subhanahuwata’alla:
قال الله تعالى: ﴿ قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ
حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا
بُرَءَآؤُا مِنكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللهِ كَفَرْنَا بِكُمْ
وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَآءُ أَبَدًا حَتَّى
تُؤْمِنُوا بِاللهِ وَحْدَهُ ...﴾
Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu
pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata
kepada kaum mereka:"Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa
yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata
antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu
beriman kepada Allah saja.... (QS. Al-Mumtahinah:4)
Wa billahit
taufiq, semoga shalawat dan salam selalu tercurah kepada nabi kita Muhammad,
keluarga dan para sahabatnya.
Fatawa Lajnah
Daimah Untuk Riset Ilmu Dan Fatwa 3/213.
[2] HR. Abu Daud 4031 dari hadits Ibnu Umar t, ath-Thabrani
dalam Ausath 8327 dari hadits Hudzaifah t. Ahmad
meriwayatkan dengan tambahan padanya 2/50, 92 dari hadits Ibnu Umar t. Berkata dalam
Faidhul Qadir 6/105 dari hadits Ibnu Umar t...'as-Sakhawi
berkata: Sanadnya dha'if namun baginya ada beberapa penguat (syawaahid). Ibnu
Taimiyah berkata: Sanadnya hasan. Ibnu Hajar berkata dalam Fath 10/271:
Sanadnya hasan.
0 komentar:
Posting Komentar