MKDU4221
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Ali Nurdin
Syaiful Mikdar
Wawan Suharmawan
3 sks / modul 1-9: ill.; 21 cm / Edisi 1
ISBN : 9790113077
DDC : 297
Copyright (BMP) © Jakarta: Universitas Terbuka, 2009
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Ali Nurdin
Syaiful Mikdar
Wawan Suharmawan
3 sks / modul 1-9: ill.; 21 cm / Edisi 1
ISBN : 9790113077
DDC : 297
Copyright (BMP) © Jakarta: Universitas Terbuka, 2009
Mata kuliah ini
memberikan pengetahuan pemahaman dan penghayatan tentang: aspek yang
berhubungan dengan keadaan mahluk, pelaksanaan ajaran Islam, peningkatan
keimanan terhadap khaliq, kerasulan dan melaksanakan syariat Islam.
Tinjauan Mata
Kuliah
Materi Pendidikan Agama Islam secara substansial merupakan salah satu Mata kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB) atau disebut juga sebagai mata kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) dengan beban studi 3 sks (Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi No. 43 dan 44/Dikti/Kep/2006).
Materi Pendidikan Agama Islam secara substansial merupakan salah satu Mata kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB) atau disebut juga sebagai mata kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) dengan beban studi 3 sks (Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi No. 43 dan 44/Dikti/Kep/2006).
Pembahasan materi mata kuliah ini lebih
mengarah kepada pemahaman ajaran agama islam yang menuntut untuk diterapkan
dalam berkiprah sebagai warga negara yang religius dalam kondisi bangsa yang
pluralistik yang bersifat universal. Mata kuliah ini membahas tentang: Tuhan
Yang Maha Esa dan Ketuhanan, Manusia, Masyarakat, Hukum, Moral, Ilmu
Pengetahuan Teknologi dan Seni, Budaya, Politik dan Kerukunan antar Umat
Beragama.
Secara Umum setelah mahasiswa
mempelajari materi mata kuliah ini diharapkan mampu menerapkan nilai-nilai dasar
ajaran agama islam untuk menumbuhkan kerukunan antar umat beragama kehidupan
secara individual, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Secara Khusus setelah mahasiswa
mempelajari materi mata kuliah ini diharapkan mampu:
- menjelaskan tentang Ketuhanan Yang Maha Esa;
- menjelaskan hakikat, martabat dan tanggung jawab manusia;
- menjelaskan pengertian masyarakat beradab, peran umat beragama, HAM dan demokrasi;
- menumbuhkan kesadaran untuk taat terhadap hukum dan fungsi agama;
- menjelaskan pengertian moral dan akhlak mulia;
- menjelaskan budaya akademik, etos kerja, sikap terbuka dan keadilan;
- menjelaskan peran IPTEKS dalam IMTAQ;
- menjelaskan peran agama dalam kehidupan berpolitik untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa, nilai-nilai ajaran agama islam sebagai rahmat Tuhan YME; dan
- mewujudkan kerukunan antar umat beragama dalam kehidupan pluralistik di Indonesia.
Materi mata kuliah ini disajikan dalam
sembilan modul dengan rincian sebagai berikut:
Modul 1 : Tuhan Yang Maha Esa dan
Ketuhanan
Modul 2 : Manusia
Modul 3 : Masyarakat
Modul 4 : Hukum
Modul 5 : Moral
Modul 6 : Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni
Modul 7 : Budaya
Modul 8 : Politik
Modul 9 : Kerukunan Antar Umat Beragama Selanjutnya agar Anda berhasil dalam mempelajari materi yang tersaji pada mata kuliah ini, perhatikan beberapa saran berikut:
Modul 2 : Manusia
Modul 3 : Masyarakat
Modul 4 : Hukum
Modul 5 : Moral
Modul 6 : Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni
Modul 7 : Budaya
Modul 8 : Politik
Modul 9 : Kerukunan Antar Umat Beragama Selanjutnya agar Anda berhasil dalam mempelajari materi yang tersaji pada mata kuliah ini, perhatikan beberapa saran berikut:
- pelajari materi setiap modul secara bertahap dan berulang-ulang sampai pada tingkat penguasaan paling sedikit 80%;
- kerjakan setiap latihan dengan seksama dan sungguh-sungguh;
- diskusikan bagian-bagian yang sulit Anda pahami dengan teman sejawat; dan
- tanyakan penyelesaian hal yang sulit kepada orang lain yang lebih memahami.
MODUL 1
TUHAN YANG MAHA ESA DAN KETUHANAN
TUHAN YANG MAHA ESA DAN KETUHANAN
Kegiatan
Belajar 1: Keimanan dan Ketakwaan
Rangkuman
Iman merupakan asas yang menentukan ragam kepribadian manusia. Selama ini orang memahami bahwa iman artinya kepercayaan atau sikap batin, yaitu mempercayai adanya Allah, Malaikat, Rasul, Kitab, Hari Akhir (kiamat), Takdir baik dan buruk. Pengertian tersebut jika digandengkan dengan hadis Nabi yaitu aqdun bil qalbi wa ikraarun bil lisaani wa amalun bil arkani maka pengertiannya akan lebih operasional. Jika didefinisikan bahwa iman adalah kepribadian yang mencerminkan suatu keterpaduan antara kalbu, ucapan dan perilaku menurut ketentuan Allah, yang disampaikan oleh Malaikat kepada Nabi Muhammad. Ketentuan Allah tersebut dibukukan dalam bentuk Kitab yaitu kumpulan wahyu, yang dikonkretkan dalam Al-quran guna mencapai tujuan yang hakiki yaitu bahagia dalam hidup, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Isi kitab tersebut adalah ketentuan tentang nilai-nilai kehidupan yang baik dan yang buruk berdasarkan parameter dari Allah.
Rangkuman
Iman merupakan asas yang menentukan ragam kepribadian manusia. Selama ini orang memahami bahwa iman artinya kepercayaan atau sikap batin, yaitu mempercayai adanya Allah, Malaikat, Rasul, Kitab, Hari Akhir (kiamat), Takdir baik dan buruk. Pengertian tersebut jika digandengkan dengan hadis Nabi yaitu aqdun bil qalbi wa ikraarun bil lisaani wa amalun bil arkani maka pengertiannya akan lebih operasional. Jika didefinisikan bahwa iman adalah kepribadian yang mencerminkan suatu keterpaduan antara kalbu, ucapan dan perilaku menurut ketentuan Allah, yang disampaikan oleh Malaikat kepada Nabi Muhammad. Ketentuan Allah tersebut dibukukan dalam bentuk Kitab yaitu kumpulan wahyu, yang dikonkretkan dalam Al-quran guna mencapai tujuan yang hakiki yaitu bahagia dalam hidup, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Isi kitab tersebut adalah ketentuan tentang nilai-nilai kehidupan yang baik dan yang buruk berdasarkan parameter dari Allah.
Ada tiga aspek iman yaitu pengetahuan,
kemauan dan kemampuan. Orang yang beriman kepada Allah adalah yang memiliki
pengetahuan, kemauan dan kemampuan untuk hidup dengan ajaran Al-quran seperti
yang dicontohkan oleh Rasulullah. Oleh karena itu, prasyarat untuk mencapai
iman adalah memahami kandungan Al-quran. Dengan demikian strategi untuk menumbuhkembangkan
keimanan kepada Allah adalah menumbuhkembangkan kegiatan, belajar dan mengajar
Al-quran secara akademik. Tujuan belajar dan mengajar adalah bukan sekedar
mampu membunyikan hurufnya, melainkan sampai memahami makna yang terkandung di
dalamnya.
Kuat lemahnya iman seseorang sangat
tergantung pada penguasaannya terhadap Al-quran. Kekeliruan dan kedangkalan
dalam memahami makna Al-quran merupakan faktor yang membuat dangkal atau keliru
dalam beriman. Untuk itu belajar dan mengajar Al-quran harus dilakukan secara
terjadwal dan berkelanjutan. Belajar Al-quran tidak hanya di waktu kecil, namun
harus berkelanjutan sampai ajal tiba.
Kegiatan
Belajar 2: Filsafat Ketuhanan
Rangkuman
Konsep tentang Ketuhanan Yang Maha Esa, menurut pemikiran manusia, berbeda dengan konsep Ketuhanan Yang Maha Esa menurut ajaran Islam. Konsep Ketuhanan menurut pemikiran manusia baik deisme, panteisme, maupun eklektisme, tidak memberikan tempat bagi ajaran Allah dalam kehidupan, dalam arti ajaran Allah tidak fungsional. Paham panteisme meyakini Tuhan berperan, namun yang berperan adalah Zat-Nya, bukan ajaran-Nya. Sedangkan konsep ketuhanan dalam Islam justru intinya adalah konsep ketuhanan secara fungsional. Maksudnya, fokus dari konsep ketuhanan dalam Islam adalah bagaimana memerankan ajaran Allah dalam memanfaatkan ciptaan-Nya.
Rangkuman
Konsep tentang Ketuhanan Yang Maha Esa, menurut pemikiran manusia, berbeda dengan konsep Ketuhanan Yang Maha Esa menurut ajaran Islam. Konsep Ketuhanan menurut pemikiran manusia baik deisme, panteisme, maupun eklektisme, tidak memberikan tempat bagi ajaran Allah dalam kehidupan, dalam arti ajaran Allah tidak fungsional. Paham panteisme meyakini Tuhan berperan, namun yang berperan adalah Zat-Nya, bukan ajaran-Nya. Sedangkan konsep ketuhanan dalam Islam justru intinya adalah konsep ketuhanan secara fungsional. Maksudnya, fokus dari konsep ketuhanan dalam Islam adalah bagaimana memerankan ajaran Allah dalam memanfaatkan ciptaan-Nya.
Segala yang ada di alam semesta ini
diciptakan oleh Yang Maha Pencipta (Khalik). Manusia yang diberi akal, ketika
memperhatikan gejala dan fenomena alam akan mengambil kesimpulan bahwa alam
yang menakjubkan ini tentulah diciptakan oleh Yang Maha Agung. Akal yang logis
juga memahami bahwa yang dicipta tidak sama dengan Pencipta.
Makhluk, kecuali ada yang nyata dapat
diketahui dengan pancaindra, ada pula yang immateri dan tidak dapat dijangkau
oleh indera manusia. Keyakinan akan adanya makhluk ghaib itu, akan dapat
menyampaikan kepada keimanan, juga terhadap Yang Maha Ghaib, yaitu Khalik
Pencipta alam semesta ini.
MODUL 2
HAKIKAT, MARTABAT, DAN TANGGUNG JAWAB MANUSIA
HAKIKAT, MARTABAT, DAN TANGGUNG JAWAB MANUSIA
Kegiatan
Belajar 1: Hakikat Manus
Rangkuman
Zat yang bersifat lahir dan gaib itu menentukan postur manusia sebagai makhluk yang paling sempurna. Manusia mempunyai anggota badan, khususnya otak dan jantung yang berfungsi sebagai mekanisme biologi, yaitu seperangkat subsistem di dalam sistem tubuh manusia untuk menunjukkan keberadaannya (eksistensinya).
Rangkuman
Zat yang bersifat lahir dan gaib itu menentukan postur manusia sebagai makhluk yang paling sempurna. Manusia mempunyai anggota badan, khususnya otak dan jantung yang berfungsi sebagai mekanisme biologi, yaitu seperangkat subsistem di dalam sistem tubuh manusia untuk menunjukkan keberadaannya (eksistensinya).
Susunan anggota badan manusia (fisik)
sebenarnya sangat kompleks, tidak hanya terdiri dari otak dan jantung saja,
yang masing-masing anggota badan satu sama lain dihubungkan melalui susunan syaraf
yang sangat kompleks pula. Keadaan itu pun masih menggambarkan manusia yang
kurang lengkap, karena kelengkapan manusia tidak hanya dari wujud fisiknya
saja, akan tetapi juga dari kenyataan nonfisik yang justru tidak dimiliki oleh
makhluk lain. Seperti ruh dan jiwa yang memerankan adanya proses berpikir,
merasa, bersikap dan berserah diri serta mengabdi yang merupakan mekanisme,
kejiwaan manusia sebagai makhluk Allah.
Kedua mekanisme yang terdapat pada
manusia, yaitu mekanisme biologi yang berpusat pada jantung (sebagai pusat
hidup) dan mekanisme kejiwaan yang berpusat pada otak (otak sebagai lembaga
pikir, rasa, dan sikap sebagai pusat kehidupan).
Gambaran bahwa manusia merupakan
makhluk yang sempurna, mungkin dapat dilihat dari kemampuannya untuk menentukan
tujuan hidup. Tujuan hidup itu berdasarkan satu tata nilai yang memberikan
corak pada seluruh kehidupan manusia yang terdiri dari proses mengetahui,
mengalami, memikirkan, merasakan, dan membentuk sikap tertentu yang akhirnya
tersusun pada suatu pola perilaku yang dapat menghasilkan karya manusia, baik
yang bersifat fisik maupun bersifat nonfisik. Tinggi rendahnya derajat
kemampuan, sempit luasnya cakupan tergantung pada kapasitas otak (Q.S.
Al-Mu'min (40) : 35), melalui pusat susunan syaraf (terletak pada sumsum tulang
belakang) sehingga memungkinkan seluruh anggota badan berfungsi dalam rangka
pencapaian cita-cita. Cita-cita tersebut sering kali diistilahkan dengan
akhlakul karimah atau perilaku yang baik.
Kegiatan
Belajar 2: Martabat Manusia
Rangkuman
Manusia ialah makhluk yang utama dan terutama di antara semua makhluk yang ada. Keutamaan manusia dapat dilihat dengan adanya potensi-potensi yang dimiliki oleh manusia, yang tidak terdapat pada makhluk lain. Dengan kelebihan itu manusia dijadikan sebagai khalifah Allah di bumi.
Rangkuman
Manusia ialah makhluk yang utama dan terutama di antara semua makhluk yang ada. Keutamaan manusia dapat dilihat dengan adanya potensi-potensi yang dimiliki oleh manusia, yang tidak terdapat pada makhluk lain. Dengan kelebihan itu manusia dijadikan sebagai khalifah Allah di bumi.
Kedudukan manusia sebagai khalifah
Allah inilah, yang menjadikan mereka mempunyai sejumlah hak dan kewajiban. Hak
di sini adalah suatu imbalan dari kewajiban-kewajiban yang telah ditunaikannya.
Kewajiban dalam konteks dengan hukum Islam, berarti pekerjaan yang akan
mendapat sanksi hukum apabila ditinggalkan.
Kegiatan
Belajar 3: Tanggung Jawab Manusia
Rangkuman
Menurut kodratnya, manusia adalah makhluk yang paling mulia. Sesuai dengan namanya manusia adalah makhluk yang mempunyai naluri berperasaan, berkelompok, dan berpribadi. Selain itu manusia memiliki sifat pelupa atau cenderung memilih berbuat kesalahan. Dari sifat-sifatnya itu posisi manusia akan berbalik menjadi makhluk yang paling hina, bahkan lebih hina dari binatang.
Rangkuman
Menurut kodratnya, manusia adalah makhluk yang paling mulia. Sesuai dengan namanya manusia adalah makhluk yang mempunyai naluri berperasaan, berkelompok, dan berpribadi. Selain itu manusia memiliki sifat pelupa atau cenderung memilih berbuat kesalahan. Dari sifat-sifatnya itu posisi manusia akan berbalik menjadi makhluk yang paling hina, bahkan lebih hina dari binatang.
Manusia diciptakan untuk mengelola dan
memanfaatkan alam untuk mencapai kehidupan materi yang sejahtera dan bahagia di
dunia, sekaligus dengan demikian ia dapat melaksanakan tugas beribadah kepada
Pencipta untuk mencapai kebahagiaan immateri di akhirat kelak. Fungsi ganda
manusia itu dikenal dalam istilah agama sebagai fungsi kekhalifahan dan
kehambaan (untuk mengabdi dan beribadah)
MODUL 3
MASYARAKAT BERADAB, PERAN UMAT BERAGAMA, HAK ASASI MANUSIA DAN DEMOKRASI
MASYARAKAT BERADAB, PERAN UMAT BERAGAMA, HAK ASASI MANUSIA DAN DEMOKRASI
Kegiatan
Belajar 1: Masyarakat Beradab dan Sejahtera
Rangkuman
Masyarakat adalah sejumlah individu yang hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu, bergaul dalam jangka waktu yang lama sehingga menimbulkan kesadaran pada diri setiap anggotanya sebagai suatu kesatuan. Asal usul pembentukan masyarakat bermula dari fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain. Dari fitrah ini kemudian mereka berinteraksi satu sama lain dalam jangka waktu yang lama sehingga menimbulkan hubungan sosial yang pada gilirannya menumbuhkan kesadaran akan kesatuan. Untuk menjaga ketertiban daripada hubungan sosial itu, maka dibuatlah sebuah peraturan.
Rangkuman
Masyarakat adalah sejumlah individu yang hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu, bergaul dalam jangka waktu yang lama sehingga menimbulkan kesadaran pada diri setiap anggotanya sebagai suatu kesatuan. Asal usul pembentukan masyarakat bermula dari fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain. Dari fitrah ini kemudian mereka berinteraksi satu sama lain dalam jangka waktu yang lama sehingga menimbulkan hubungan sosial yang pada gilirannya menumbuhkan kesadaran akan kesatuan. Untuk menjaga ketertiban daripada hubungan sosial itu, maka dibuatlah sebuah peraturan.
Dalam perkembangan berikutnya,seiring
dengan berjumlahnya individu yang menjadi anggota tersebut dan perkembangan
kebudayaan, masyarakat berkembang menjadi sesuatu yang kompleks. Maka muncullah
lembaga sosial, kelompok sosial, kaidah-kaidah sosial sebagai struktur
masyarakat dan proses sosial dan perubahan sosial sebagai dinamika masyarakat.
Atas dasar itu, para ahli sosiologi menjelaskan masyarakat dari dua sudut:
struktur dan dinamika.
Masyarakat beradab dan sejahtera dapat
dikonseptualisasikan sebagai civil society atau masyarakat madani. Meskipun
memeliki makna dan sejarah sendiri, tetapi keduanya, civil society dan
masyarakat madani merujuk pada semangat yang sama sebagai sebuah masyarakat
yang adil, terbuka, demokratis, sejahtera, dengan kesadaran ketuhanan yang
tinggi yang diimplementasikan dalam kehidupan sosial.
Prinsip masyarakat beradab dan
sejahtera (masyarakat madani) adalah keadilan sosial, egalitarianisme,
pluralisme, supremasi hukum, dan pengawasan sosial. Keadilan sosial adalah
tindakan adil terhadap setiap orang dan membebaskan segala penindasan.
Egalitarianisme adalah kesamaan tanpa diskriminasi baik etnis, agama, suku,
dll. Pluralisme adalah sikap menghormati kemajemukan dengan menerimanya secara
tulus sebagai sebuah anugerah dan kebajikan. Supremasi hukum adalah menempatkan
hukum di atas segalanya dan menetapkannya tanpa memandang “atas” dan “bawah”.
Kegiatan
Belajar 2: Peran Umat Beragama dalam Mewujudkan Masyarakat Beradab dan
Sejahtera
Rangkuman
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang plural di mana bangsa ini terdiri dari pelbagai macam suku, bahasa, etnis, agama, dll. meskipun plural, bangsa ini terikat oleh kesatuan kebangsaan akibat pengalaman yang sama: penjajahan yang pahit dan getir. Kesatuan kebangsaan itu dideklarasikan melalui Sumpah Pemuda 1928 yang menyatakan ikrar: satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa: Indonesia. Kesatuan kebangsaan momentum historisnya ada pada Pancasila ketika ia dijadikan sebagai falsafah dan ideologi negara. Jika dibandingkan, ia sama kedudukannya dengan Piagam Madinah. Keduanya, Pancasila dan Piagam Madinah merupakan platform bersama semua kelompok yang ada untuk mewujudkan cita-cita bersama, yakni masyarakat madani.
Rangkuman
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang plural di mana bangsa ini terdiri dari pelbagai macam suku, bahasa, etnis, agama, dll. meskipun plural, bangsa ini terikat oleh kesatuan kebangsaan akibat pengalaman yang sama: penjajahan yang pahit dan getir. Kesatuan kebangsaan itu dideklarasikan melalui Sumpah Pemuda 1928 yang menyatakan ikrar: satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa: Indonesia. Kesatuan kebangsaan momentum historisnya ada pada Pancasila ketika ia dijadikan sebagai falsafah dan ideologi negara. Jika dibandingkan, ia sama kedudukannya dengan Piagam Madinah. Keduanya, Pancasila dan Piagam Madinah merupakan platform bersama semua kelompok yang ada untuk mewujudkan cita-cita bersama, yakni masyarakat madani.
Salah satu pluralitas bangsa Indonesia
adalah agama. Karena itu peran umat beragama dalam mewujudkan masyarakat madani
sangat penting. Peran itu dapat dilakukan, antara lain, melalui dialog untuk
mengikis kecurigaan dan menumbuhkan saling pengertian, melakukan studi-studi
agama, menumbuhkan kesadaran pluralisme, dan menumbuhkan kesadaran untuk
bersama-sama mewujudkan masyarakat madani.
Kegiatan
Belajar 3: Hak Asasi Manusia dan Demokrasi
Rangkuman
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah wewenang manusia yang bersifat dasar sebagai manusia untuk mengerjakan, meninggalkan, memiliki, mempergunakan atau menuntut sesuatu baik yang bersifat materi maupun immateri. Secara historis, pandangan terhadap kemanusiaan di Barat bermula dari para pemikir Yunani Kuno yang menggagas humanisme. Pandangan humanisme, kemudian dipertegas kembali pada zaman Renaissance. Dari situ kemudian muncul pelbagai kesepakatan nasional maupun internasional mengenai penghormatan hak-hak asasi manusia. Puncaknya adalah ketika Perserikatan Bangsa-Bangsa mengeluarkan Declaration of Human Right, disusul oleh ketentuan-ketentuan lain untuk melengkapi naskah tersebut. Secara garis besar, hak asasi manusia berisi hak-hak dasar manusia yang harus dilindungi yang meliputi hak hidup, hak kebebasan, hak persamaan, hak mendapatkan keadilan, dll.
Rangkuman
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah wewenang manusia yang bersifat dasar sebagai manusia untuk mengerjakan, meninggalkan, memiliki, mempergunakan atau menuntut sesuatu baik yang bersifat materi maupun immateri. Secara historis, pandangan terhadap kemanusiaan di Barat bermula dari para pemikir Yunani Kuno yang menggagas humanisme. Pandangan humanisme, kemudian dipertegas kembali pada zaman Renaissance. Dari situ kemudian muncul pelbagai kesepakatan nasional maupun internasional mengenai penghormatan hak-hak asasi manusia. Puncaknya adalah ketika Perserikatan Bangsa-Bangsa mengeluarkan Declaration of Human Right, disusul oleh ketentuan-ketentuan lain untuk melengkapi naskah tersebut. Secara garis besar, hak asasi manusia berisi hak-hak dasar manusia yang harus dilindungi yang meliputi hak hidup, hak kebebasan, hak persamaan, hak mendapatkan keadilan, dll.
Jauh sebelum Barat
mengonseptualisasikan hak asasi manusia, terutama, sejak masa Renaissance,
Islam yang dibawa oleh Rasulullah telah mendasarkan hak asasi manusia dalam
kitab sucinya. Beberapa ayat suci al-Qur’an banyak mengonfirmasi mengenai
hak-hak tersebut: hak kebebasan, hak mendapat keadilan, hak kebebasan, hak
mendapatkan keamanan, dll. Puncak komitmen terhadap hak asasi manusia
dinyatakan dalam peristiwa haji Wada di mana Rasulullah berpesan mengenai hak
hidup, hak perlindungan harta, dan hak kehormatan.
Sama halnya dengan hak asasi manusia,
demokrasi yang berarti pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat,
secara historis telah ada sejak zaman Yunani Kuno sebagai respons terhadap
pemerintahan otoriter yang tidak menutup partisipasi rakyat dalam setiap
keputusan-keputusan publik. Melalui sejarah yang panjang, sekarang demokrasi
dipandang sebagai sistem pemerintahan terbaik yang harus dianut oleh semua
negara untuk kebaikan rakyat yang direalisasikan melalui hak asasi manusia. Hak
asasi manusia hanya bisa diwujudkan dalam suatu sistem yang demokrasi di mana
semua warga memiliki hak yang sama untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan
berbangsa dan bernegara.
Sama halnya dengan hak asasi manusia,
prinsip-prinsip demokrasi seperti kebebasan, persamaan, dll. terdapat juga
dalam Islam. Beberapa ayat al-Qur’an mengonfirmasi prinsip-prinsip tersebut.
Selain itu juga, praktik Rasulullah dalam memimpin Madinah menunjukkan sikapnya
yang demokratis. Faktanya adalah kesepakatan Piagam Madinah yang lahir dari ruang
kebebasan dan persamaan serta penghormatan hak-hak asasi manusia.
MODUL 4
HUKUM
HUKUM
Kegiatan
Belajar 1: Menumbuhkan Kesadaran untuk Taat terhadap Hukum Allah SWT
Rangkuman
Para ulama mendefinisikan hukum syari’at/hukum Islam adalah seperangkat aturan yang berasal dari pembuat syari’at (Allah SWT) yang berhubungan dengan perbuatan manusia, yang menuntut agar dilakukan suatu perintah atau ditinggalkan suatu larangan atau yang memberikan pilihan antara mengerjakan atau meninggalkan.
Rangkuman
Para ulama mendefinisikan hukum syari’at/hukum Islam adalah seperangkat aturan yang berasal dari pembuat syari’at (Allah SWT) yang berhubungan dengan perbuatan manusia, yang menuntut agar dilakukan suatu perintah atau ditinggalkan suatu larangan atau yang memberikan pilihan antara mengerjakan atau meninggalkan.
Secara garis besar hukum Islam terbagi
menjadi lima macam: Pertama, Wajib; yaitu suatu perbuatan apabila dikerjakan
oleh seseorang, maka orang yang mengerjakannya akan mendapat pahala dan apabila
perbuatan itu ditinggalkan maka akan mendapat siksa. Kedua, Sunnah (mandub), yaitu
perbuatan apabila dikerjakan maka orang yang mengerjakan akan mendapat pahala
dan apabila ditinggalkan maka orang yang meninggalkan tersebut tidak mendapat
siksa.
Hukum yang ketiga adalah haram, yaitu
segala perbuatan yang apabila perbuatan itu ditinggalkan akan mendapat pahala
sementara apabila dikerjakan maka orang tersebut akan mendapat siksa. Yang
keempat adalah makruh, yaitu satu perbuatan disebut makruh apabila perbuatan
tersebut ditinggalkan maka orang yang meninggalkan mendapat pahala dan apabila
dikerjakan maka orang tersebut tidak mendapat siksa. Yang kelima adalah mubah
yaitu suatu perbuatan yang apabila dikerjakan orang yang mengerjakan tidak
mendapat pahala dan apabila ditinggalkan tidak berdosa.
Sementara prinsip-prinsip hukum dalam
Islam oleh para ulama dijelaskan sebanyak tujuh prinsip. Ketujuh prinsip
tersebut adalah Prinsip Tauhid, Prinsip Keadilan, Prinsip Amar Makruf Nahi
Munkar, Prinsip al-Hurriyah (Kebebasan dan Kemerdekaan), Prinsip Musawah
(Persamaan/Egaliter), Prinsip ta’awun (Tolong-menolong), Prinsip Tasamuh
(Toleransi).
Kegiatan
Belajar 2: Fungsi Profetik Agama (Kerasulan Nabi Muhammad SAW) dalam Hukum
Islam
Rangkuman
Petunjuk Allah SWT dalam al-Qur’an hanya dapat dilaksanakan dengan syarat mengikuti ajaran Rasulullah SAW. Inilah yang kemudian disebut dengan sunnah Nabi SAW atau hadits. Secara sederhana diartikan dengan segala perkataan, perbuatan dan ketetapan Nabi SAW.
Rangkuman
Petunjuk Allah SWT dalam al-Qur’an hanya dapat dilaksanakan dengan syarat mengikuti ajaran Rasulullah SAW. Inilah yang kemudian disebut dengan sunnah Nabi SAW atau hadits. Secara sederhana diartikan dengan segala perkataan, perbuatan dan ketetapan Nabi SAW.
Urgensi sunnah Nabi SAW dalam hukum
Islam ditegaskan dengan beberapa argumen, di antaranya adalah:
- Iman. Salah satu konsekuensi beriman kepada Allah SWT adalah menerima segala sesuatu yang bersumber dari para utusan-Nya (khususnya Nabi Muhammad SAW).
- Al-Qur’an. Di dalam al-Qur’an banyak ayat yang menjelaskan kewajiban taat kepada Rasulullah SAW.
- Di antara argumen tentang posisi sunnah sebagai sumber hukum dalam Islam dijelaskan sendiri oleh Nabi Muhammad SAW dalam beberapa haditsnya.
- Di antara argumen tentang posisi sunnah sebagai sumber hukum Islam adalah berdasarkan konsensus umat Islam.
- Al-Qur’an yang bersisi petunjuk dari Allah secara umum masih bersifat global, sehingga perlu ada penjelasan. Sekiranya tidak ada Hadits Nabi SAW maka ajaran al-Qur’an tidak dapat dilaksanakan secara baik.
Posisi sunnah Nabi SAW terhadap
al-Qur’an sangat penting di antaranya adalah untuk menguatkan hukum yang
terdapat dalam al-Qur’an, menjelaskan apa yang masih global dalam al-Qur’an,
bahkan menetapkan hukum secara mandiri yang tidak terkait langsung dengan
al-Qur’an.
MODUL 5
AGAMA SEBAGAI SUMBER MORAL DAN AKHLAK MULIA DALAM KEHIDUPAN
AGAMA SEBAGAI SUMBER MORAL DAN AKHLAK MULIA DALAM KEHIDUPAN
Kegiatan
Belajar 1: Agama sebagai Sumber Moral
Rangkuman
Agama dalam bahasa Indonesia, religion dalam bahasa Inggris, dan di dalam bahasa Arab merupakan sistem kepercayaan yang meliputi tata cara peribadatan hubungan manusia dengan Sang Mutlak, hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan alam lainnya yang sesuai dengan kepercayaan tersebut.
Rangkuman
Agama dalam bahasa Indonesia, religion dalam bahasa Inggris, dan di dalam bahasa Arab merupakan sistem kepercayaan yang meliputi tata cara peribadatan hubungan manusia dengan Sang Mutlak, hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan alam lainnya yang sesuai dengan kepercayaan tersebut.
Dalam studi agama, para ahli agama
mengklasifikasikan agama ke dalam pelbagai kategori. Menurut al-Maqdoosi agama
diklasifikasikan menjadi 3 kategori: 1) agama wahyu dan non-wahyu, 2) agama
misionaris dan non-misionaris, dan 3) agama lokal dan universal.
Berdasarkan klasifikasi manapun
diyakini bahwa agama memiliki peranan yang signifikan bagi kehidupan manusia
karena di dalamnya terdapat seperangkat nilai yang menjadi pedoman dan pegangan
manusia. Salah satunya adalah dalam hal moral.
Moral adalah sesuatu yang berkenaan
dengan baik dan buruk. Tak jauh berbeda dengan moral hanya lebih spesifik
adalah budi pekerti. Akhlak adalah perilaku yang dilakukan tanpa banyak
pertimbangan tentang baik dan buruk. Adapun etika atau ilmu akhlak kajian
sistematis tentang baik dan buruk. Bisa juga dikatakan bahwa etika adalah ilmu
tentang moral. Hanya saja perbedaan antara etika dan ilmu akhlak (etika Islam) bahwa
yang pertama hanya mendasarkan pada akal, sedangkan yang disebut terakhir
mendasarkan pada wahyu, akal hanya membantu terutama dalam hal perumusan.
Di tengah krisis moral manusia modern
(seperti dislokasi, disorientasi) akibat menjadikan akal sebagai satu-satunya
sumber moral, agama bisa berperan lebih aktif dalam menyelamatkan manusia
modern dari krisis tersebut. Agama dengan seperangkat moralnya yang absolut
bisa memberikan pedoman yang jelas dan tujuan yang luhur untuk membimbing
manusia ke arah kehidupan yang lebih baik.
MODUL 6
ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, DAN SENI
ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, DAN SENI
Kegiatan Belajar 1: Iman, Ipteks,
dan Amal sebagai Kesatuan
Rangkuman
Iman menurut arti bahasa adalah membenarkan dalam hati dengan mengandung ilmu bagi orang yang membenarkan itu. Sedangkan pengertian iman menurut syari’at adalah membenarkan dan mengetahui adanya Allah dan sifat-sifat-Nya disertai melaksanakan segala yang diwajibkan dan disunahkan serta menjauhi segala larangan.
Rangkuman
Iman menurut arti bahasa adalah membenarkan dalam hati dengan mengandung ilmu bagi orang yang membenarkan itu. Sedangkan pengertian iman menurut syari’at adalah membenarkan dan mengetahui adanya Allah dan sifat-sifat-Nya disertai melaksanakan segala yang diwajibkan dan disunahkan serta menjauhi segala larangan.
Para sarjana muslim berpandangan
bahwa yang disebut ilmu itu tidak hanya terbatas pada pengetahuan (knowledge)
dan ilmu (science) saja, melainkan ilmu oleh Allah dirumuskan dalam lauhil
mahfudz yang disampaikan kepada kita melalui Alquran dan As-Sunnah. Ilmu Allah
itu melingkupi ilmu manusia tentang alam semesta dan manusia sendiri. Jadi bila
diikuti jalan pikiran ini, maka dapatlah kita pahami, bahwa Alquran itu
merupakan sumber pengetahuan dan ilmu pengetahuan manusia (knowledge and
science).
Seandainya penggunaan satu hasil
teknologi telah melalaikan seseorang dari zikir dan tafakur serta
mengantarkannya kepada keruntuhan nilai-nilai kemanusiaan maka ketika itu bukan
hasil teknologinya yang mesti ditolak, melainkan kita harus memperingatkan dan
mengarahkan manusia yang menggunakan teknologi itu. Jika hasil teknologi sejak
semula diduga dapat mengalihkan manusia dari jati diri dan tujuan penciptaan
sejak dini pula kehadirannya ditolak oleh islam. Karena itu menjadi suatu
persoalan besar bagi martabat manusia mengenai cara memadukan kemampuan mekanik
demi penciptaan teknologi dengan pemeliharaan nilai-nilai fitrahnya.
Kesenian islam tidak harus berbicara
tentang islam. Ia tidak harus berupa nasihat langsung, atau anjuran berbuat
kebajikan,bukan juga penampilan abstrak tentang akidah. Seni yang islami adalah
seni yang dapat menggambarkan wujud ini dengan bahasa yang indah serta sesuai
dengan cetusan fitrah. Seni islam adalah ekspresi tentang keindahan wujud dari
sisi pandangan islam tentang alam, hidup, dan manusia yang mengantar menuju
pertemuan sempurna antara kebenaran dan keindahan (Manhaj Al-Tarbiyah
Al-islamiyah, 119).
Ada 4 hal pandangan islam dalam etos
kerja yaitu: Niat (komitmen) sebagai dasar nilai kerja, Konsep ihsan dalam
bekerja, Bekerja sebagai bentuk keberadaan manusia, dan Orang mukmin yang kuat
lebih disukai.
Kegiatan Belajar 2: Kewajiban
Menuntut dan Mengamalkan Ilmu
Rangkuman
Pengertian yang kita petik dari ayat ini bahwasanya menuntut ilmu pengetahuan adalah suatu perintah (amar) sehingga dapat dikatakan suatu kewajiban. Harus kita sadari bahwa agama adalah merupakan pedoman bagi kebahagiaan dunia akhirat, sehingga ilmu yang tersimpul dalam agama tidak semata ilmu yang menjurus kepada urusan ukhrawi, tetapi juga ilmu yang mengarah kepada duniawi.
Rangkuman
Pengertian yang kita petik dari ayat ini bahwasanya menuntut ilmu pengetahuan adalah suatu perintah (amar) sehingga dapat dikatakan suatu kewajiban. Harus kita sadari bahwa agama adalah merupakan pedoman bagi kebahagiaan dunia akhirat, sehingga ilmu yang tersimpul dalam agama tidak semata ilmu yang menjurus kepada urusan ukhrawi, tetapi juga ilmu yang mengarah kepada duniawi.
Manusia dituntut untuk menuntut
ilmu, dan hukumnya wajib. Jika tidak menuntut ilmu berdosa. Selain hukum
tersebut menuntut ilmu bermanfaat untuk mencapai kecerdasan atau disebut ulama
(orang yang memiliki ilmu). Namun di balik itu, orang yang memiliki ilmu
(ilmuwan) akan berdosa jika ilmunya tidak diamalkan. Dalam Alquran terdapat 620
kata amal.
Dalam kaitannya dengan orang yang
beriman harus didasarkan pada pengetahuan (al-ilm) dan direalisasikan dalam
karya nyata yang bermanfaat bagi kesejahteraan dunia dan akhirat, tentunya amal
yang dibenarkan oleh ajaran agama (amal saleh).
Kegiatan Belajar 3: Tanggung Jawab
Ilmuwan dan Seniman
Rangkuman
Tanggung jawab adalah sebagai perbuatan (hal dan sebagainya) bertanggung jawab atau sesuatu yang dipertanggungjawabkan. Istilah tanggung jawab dalam bahasa Inggris disebut responsibility atau dikenal dengan istilah populer accountability, dalam bahasa agama disebut hisab (perhitungan).
Rangkuman
Tanggung jawab adalah sebagai perbuatan (hal dan sebagainya) bertanggung jawab atau sesuatu yang dipertanggungjawabkan. Istilah tanggung jawab dalam bahasa Inggris disebut responsibility atau dikenal dengan istilah populer accountability, dalam bahasa agama disebut hisab (perhitungan).
Penjelasan Alqur-an yang berkaitan
dengan tuntutan tanggung jawab yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan bahwa
semua anggota badan yang meliputi indra pendengaran, penglihatan dan hati harus
dipertanggungjawabkan. Seni adalah keindahan yang merupakan ekspresi ruh dan
budaya manusia yang mengandung dan mengungkapkan keindahan. Ia lahir dari sisi
terdalam manusia didorong oleh kecenderungan seniman kepada yang indah, apa pun
jenis keindahan itu. Dorongan tersebut merupakan naluri manusia atau fitrah
yang dianugerahkan Allah kepada hamba-hamba-Nya.
Tanggung jawab ilmuwan dan seniman
meliputi: (1) nilai ibadah, (2) berdasarkan kebenaran ilmiah, (3) ilmu amaliah,
dan (4) menyebar-luaskan ilmunya.
MODUL 7
BUDAYA AKADEMIK DAN BUDAYA KERJA (ETOS) DALAM ISLAM
BUDAYA AKADEMIK DAN BUDAYA KERJA (ETOS) DALAM ISLAM
Kegiatan Belajar 1: Memahami Makna
Budaya Akademik dalam Islam
Rangkuman
Budaya akademik dalam pandangan Islam adalah suatu tradisi atau kebiasaan yang berkembang dalam dunia Islam menyangkut persoalan keilmuan. Atau dalam bahasa yang lebih sederhana adalah tradisi ilmiah yang dikembangkan Islam. Di antara poin-poin pentingnya adalah pertama, tentang penghargaan Al-quran terhadap orang-orang yang berilmu, di antaranya adalah:
Rangkuman
Budaya akademik dalam pandangan Islam adalah suatu tradisi atau kebiasaan yang berkembang dalam dunia Islam menyangkut persoalan keilmuan. Atau dalam bahasa yang lebih sederhana adalah tradisi ilmiah yang dikembangkan Islam. Di antara poin-poin pentingnya adalah pertama, tentang penghargaan Al-quran terhadap orang-orang yang berilmu, di antaranya adalah:
- Wahyu Al-quran yang turun pada masa awal mendorong manusia untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
- Tugas Manusia sebagai khalifah Allah di Bumi akan sukses kalau memiliki ilmu pengetahuan.
- Muslim yang baik tidak pernah berhenti untuk menambah ilmu.
- Orang yang berilmu akan dimuliakan oleh Allah SWT.
Di samping memberikan apresiasi
terhadap orang yang berilmu poin penting lain yang dijelaskan Al-quran adalah
bahwa:
- Iman seorang muslim tidak akan kokoh kalau tidak ditopang dengan ilmu, demikian juga dengan amal shalih.
- Tugas kekhalifahan manusia tidak akan dapat sukses kalau tidak dilandasi dengan ilmu.
- Karakter seorang muslim yang berbudaya akademik adalah; orang yang selalu mengingat Allah yang disertai dengan ikhtiar untuk selalu menggunakan akalnya untuk memikirkan ciptaan Allah SWT. Serta selalu berusaha menambah ilmu dengan membuka diri terhadap setiap informasi yang baik dan kemudian memilih yang terbaik untuk dijadikan pegangan dan diikutinya.
Kegiatan Belajar 2: Etos Kerja,
Sikap Terbuka, dan Keadilan dalam Islam
Rangkuman
Budaya akademik akan dapat terwujud dengan syarat sikap-sikap positif juga dimiliki. Di antara sikap positif yang harus dimiliki adalah etos kerja yang tinggi, sikap terbuka dan berlaku adil. Arti penting dari ketiga sikap tersebut dapat diringkas sebagai berikut:
Rangkuman
Budaya akademik akan dapat terwujud dengan syarat sikap-sikap positif juga dimiliki. Di antara sikap positif yang harus dimiliki adalah etos kerja yang tinggi, sikap terbuka dan berlaku adil. Arti penting dari ketiga sikap tersebut dapat diringkas sebagai berikut:
Untuk dapat meningkatkan etos kerja
seorang muslim harus terlebih dahulu memahami tugasnya sebagai manusia yaitu
sebagai khalifah Allah SWT di muka dan juga sebagai hamba yang berkewajiban
untuk beribadah kepada Allah SWT. Beberapa petunjuk Al-quran agar dapat
meningkatkan etos kerja antara lain;
- Mengatur waktu dengan sebaik-baiknya.
- Bekerja harus sesuai dengan bidangnya dan ini harus diberi catatan bahwa etos kerja yang tinggi tidak boleh menjadikan orang tersebut lupa kepada Allah SWT.
Sikap positif selanjutnya adalah
sikap terbuka atau jujur; Seseorang tidak mungkin akan dapat meraih keberhasilan
dengan cara mempunyai etos kerja yang tinggi kalau tidak memiliki sikap terbuka
dan jujur. Karena orang yang tidak terbuka maka akan cenderung menutup diri
sehingga tidak dapat bekerja sama dengan yang lain. Apalagi kalau tidak jujur
maka energinya akan tersita untuk menutupi ketidakjujuran yang dilakukan. Maka
Al-quran dan Hadis memberi apresiasi yang tinggi terhadap orang yang terbuka
dan jujur.
Buah dari keterbukaan seseorang maka
akan melahirkan sikap adil. Makna adil yang diperkenalkan Al-quran bukan hanya
dalam aspek hukum melainkan dalam spektrum yang luas. Dari segi kepada siapa
sikap adil itu harus ditujukan Al-quran memberi petunjuk bahwa sikap adil di
samping kepada Allah SWT dan orang lain atau sesama makhluk juga kepada diri
sendiri.
MODUL 8
POLITIK
POLITIK
Kegiatan Belajar 1: Kontribusi Agama
dalam Kehidupan Politik
Rangkuman
Kontribusi yang diberikan oleh agama khususnya Islam dalam kehidupan politik cukup banyak. Dalam modul ini khususnya pada bagian Kegiatan Belajar 1 seperti telah dijelaskan di atas mencoba memberi gambaran tentang hal tersebut hanya dari dua sisi saja, itu pun keduanya bersifat normatif. Yaitu tentang prinsip-prinsip kekuasaan politik yang diajarkan oleh Islam dan kriteria pemegang kekuasaan politik yang diajarkan oleh Islam.
Rangkuman
Kontribusi yang diberikan oleh agama khususnya Islam dalam kehidupan politik cukup banyak. Dalam modul ini khususnya pada bagian Kegiatan Belajar 1 seperti telah dijelaskan di atas mencoba memberi gambaran tentang hal tersebut hanya dari dua sisi saja, itu pun keduanya bersifat normatif. Yaitu tentang prinsip-prinsip kekuasaan politik yang diajarkan oleh Islam dan kriteria pemegang kekuasaan politik yang diajarkan oleh Islam.
Pada bagian pertama, Islam secara
lebih khusus Al-quran mengajarkan bahwa kehidupan politik harus dilandasi
dengan empat hal yang pokok yaitu:
- Sebagai bagian untuk melaksanakan amanat.
- Sebagai bagian untuk menegakkan hukum dengan adil.
- Tetap dalam koridor taat kepada Allah, Rasu-Nya, dan ulil amri.
- Selalu berusaha kembali kepada Al-quran dan Sunnah Nabi SAW.
Pada bagian yang kedua, Islam
memberi kontribusi bagaimana seharusnya memilih dan mengangkat seorang yang
akan diberi amanah untuk memegang kekuasaan politik. Yaitu orang tersebut
haruslah:
- Seorang yang benar dalam pikiran, ucapan, dan tindakannya serta jujur.
- Seorang yang dapat dipercaya.
- Seorang memiliki keterampilan dalam komunikasi.
- Seorang yang cerdas.
- Yang paling penting Anda seorang yang dapat menjadi teladan dalam kebaikan.
Kegiatan Belajar 2: Peranan Agama
dalam mewujudkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Rangkuman
Secara naluriah manusia tidak dapat hidup secara individual. Sifat sosial pada hakikatnya adalah anugerah yang diberikan oleh Allah SWT agar manusia dapat menjalani hidupnya dengan baik. Dalam faktanya manusia memiliki banyak perbedaan antara satu individu dengan individu lainnya, di samping tentunya sejumlah persamaan. Perbedaan tersebut kalau tidak dikelola dengan baik tentu akan menimbulkan konflik dan perpecahan dalam kehidupan bermasyarakat. Dari kenyataan tersebut perlu dicari sebuah cara untuk dapat mewujudkan persatuan dan kesatuan. Pendekatan terbaik untuk melakukan tersebut adalah melalui agama. Secara normatif agama Islam lebih khusus Al-quran banyak memberi tuntunan dalam rangka mewujudkan persatuan dan kesatuan dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Beberapa prinsip yang diajarkan Al-quran untuk tujuan tersebut antara lain:
Rangkuman
Secara naluriah manusia tidak dapat hidup secara individual. Sifat sosial pada hakikatnya adalah anugerah yang diberikan oleh Allah SWT agar manusia dapat menjalani hidupnya dengan baik. Dalam faktanya manusia memiliki banyak perbedaan antara satu individu dengan individu lainnya, di samping tentunya sejumlah persamaan. Perbedaan tersebut kalau tidak dikelola dengan baik tentu akan menimbulkan konflik dan perpecahan dalam kehidupan bermasyarakat. Dari kenyataan tersebut perlu dicari sebuah cara untuk dapat mewujudkan persatuan dan kesatuan. Pendekatan terbaik untuk melakukan tersebut adalah melalui agama. Secara normatif agama Islam lebih khusus Al-quran banyak memberi tuntunan dalam rangka mewujudkan persatuan dan kesatuan dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Beberapa prinsip yang diajarkan Al-quran untuk tujuan tersebut antara lain:
- Prinsip persatuan dan persaudaraan.
- Prinsip persamaan.
- Prinsip kebebasan.
- Prinsip tolong-menolong.
- Prinsip perdamaian.
- Prinsip musyawarah
MODUL 9
KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA
KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA
Kegiatan Belajar 1: Agama adalah
Rahmat dari Allah SWT bagi Seluruh Hamba-Nya
Rangkuman
Allah SWT telah menganugrahkan kepada setiap manusia fitrah bertuhan. Kualitas fitrah tersebut di antara manusia tidak ada perbedaan. Yang membedakan nantinya adalah aktualisasinya dalam sikap hidup. Dari sini kita dapat memahami manusia apapun kepercayaannya pasti mempunyai pandangan yang sama tentang satu nilai yang universal misalnya tentang kasih sayang, kejujuran dan lain-lain. Itulah salah satu bukti bahwa manusia memiliki hati nurani sebagai fitrah anugerah Tuhan
Rangkuman
Allah SWT telah menganugrahkan kepada setiap manusia fitrah bertuhan. Kualitas fitrah tersebut di antara manusia tidak ada perbedaan. Yang membedakan nantinya adalah aktualisasinya dalam sikap hidup. Dari sini kita dapat memahami manusia apapun kepercayaannya pasti mempunyai pandangan yang sama tentang satu nilai yang universal misalnya tentang kasih sayang, kejujuran dan lain-lain. Itulah salah satu bukti bahwa manusia memiliki hati nurani sebagai fitrah anugerah Tuhan
Sungguh sesuatu yang logis kalau
Allah kemudian memberi petunjuk kepada manusia berupa agama yang diturunkan
melalui para rasul dengan perantaraan wahyu. Karena fitrah beragama tersebut
masih berupa potensi maka wajar kalau ajaran agama yang diturunkan Allah
tersebut berisi petunjuk bagaimana cara mengaktualkan fitrah tersebut ke dalam
perbuatan nyata. Agama tersebut pastilah yang juga bersumber dari Allah SWT.
Manusia tidak diberi wewenang untuk menetapkan agama apa yang baik untuk
berhubungan dengan Allah SWT yang berhak menetapkan adalah Allah SWT sebagai
pemberi fitrah.
Namun demikian manusia diberi
kebebasan untuk menentukan pilihannya. Setelah petunjuk agama disampaikan para
rasul apakah manusia akan mengikuti atau menolaknya sepenuhnya manusia diberi
pilihan. Pilihan yang diambil itulah yang akan dijadikan pertimbangan Allah SWT
untuk memberi balasan di akhirat. Kalau pilihannya sesuai dengan petunjuk Allah
maka hidupnya akan bahagia dunia akhirat, namun apabila sebaliknya hasilnya
adalah kehinaan hidup di dunia dan akhirat.
Kegiatan Belajar 2: Kerukunan Antar
Umat Beragama
Rangkuman
Bentuk persaudaraan yang dianjurkan oleh Al-quran tidak hanya persaudaraan satu aqidah namun juga dengan warga masyarakat lain yang berbeda aqidah. Terhadap saudara kita yang sesama aqidah, Al-quran bahkan jelas menggaris bawahi akan urgensinya. Beberapa petunjuk menyangkut persaudaraan dengan sesama muslim dijelaskan secara rinci.
Rangkuman
Bentuk persaudaraan yang dianjurkan oleh Al-quran tidak hanya persaudaraan satu aqidah namun juga dengan warga masyarakat lain yang berbeda aqidah. Terhadap saudara kita yang sesama aqidah, Al-quran bahkan jelas menggaris bawahi akan urgensinya. Beberapa petunjuk menyangkut persaudaraan dengan sesama muslim dijelaskan secara rinci.
Di antara perincian tentang petunjuk
tersebut adalah bahwa penegasan bahwa sesama orang yang beriman mereka
bersaudara. Di antara mereka tidak boleh saling mengolok, karena boleh jadi
yang diolok-olok sebenarnya lebih baik. Di antara mereka juga tidak boleh
saling menggunjing, karena perbuatan tersebut merupakan dosa. Dan antar sesama
muslim harus saling menolong untuk melaksanakan kebaikan dan ketakwaan, juga
saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran.
Terhadap warga masyarakat yang
non-muslim, persaudaraan harus juga dibina. Persaudaraan dan kerja sama
tersebut tentu saja bukan dalam hal aqidah, karena kalau dalam bidang aqidah
sudah jelas berbeda maka tidak mungkin ada titik temu. Toleransi tersebut
sebatas menyangkut hubungan antar sesama dan hal-hal yang berkaitan dengan
kemanusiaan. Maka dalam menjalin toleransi tersebut ada etika yang harus
dipatuhi yaitu tidak boleh menghina keyakinan agama lain serta tidak boleh
mencampur adukkan aqidah masing-masing.
Sumber : http://pustaka.ut.ac.id