Anak adalah anugrah indah yang diberikan oleh Allah kepada manusia. Allah memberikan amanah untuk mendidik anak-anak menjadi pribadi yang baik. menjadi hal yang kita ketahui bersama, anak-anak sekarang dihadapkan pada kondisi yang sangat rawa akan bahaya kebobrokan akhlaq. Apalagi dengan gempuran teknologi yang tak terkendali. Warnet menjamur, game online marak, perangkat gadget yang semakin murah dengan berbagai fitur, tontonan televisi yang tidak mendidik, dan sayangnya tontonan yang tidak mendidik ini seringkali dijadikan tuntutan oleh anak-anak kita. Itu adalah berbagai hal yang bisa memicu penyimpangan yang dilakukan oleh anak. Disini saya akan menyampaikan pentingnya mendidik akhlaq anak sejak dini. Mengapa?
Anak adalah harapan dimasa yang akan datang. Kalimat ini sering kali kita dengar dan amat lekat di benak kita. tak ada ynag memungkiri ucapan ini. Karenanya, sudah semestinya orang tua memberikan perhatian khusus dalam hal mendidik anak sehingga kelak mereka menjadi para pengaman dan pelopor masa depan umat Islam.
Lingkungan pertama yang berperan penting menjaga keberadaan anak adalah keluarganya sebagai lembaga pendidikan yang paling dominan secara mutlak, kemudian orang tuanya dengan sifat-sifat yang lebih khusus. Sesungguhnya anak adalah amanah bagi orang tuanya. Pada saat hatinya masih bersih, putih, sebening kaca, jika dibiasakan dengan kebaikan maka iapun tumbuh menjadi anak yang baik, namun begitu juga sebaliknya. Jika dibiasakan dengan kejelekan maka ia akan tumbuh menjadi orang yang berkepribadian rusak.
Ibn Al-Qayyim Al-Jauziyah berkata, "Jika terlihat kerusakan pada diri anak-anak, mayoritas penyebabnya adalah bersumber dari orang tuanya." Oleh karena itu, Allah SWT mengingatkan kita dengan firman-Nya,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai ( perintah ) Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”, Q.S. A-Tahrim/66: 6.
Rasulullah SAW bersabda “setiap kamu adalah pemimpin yang akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang amir yang mengurus keadaan rakyat adalah pemimpin. Ia akan dimintai pertanggungjawaban tentang rakyatnya. Seorang laki-laki adalah pemimpin terhadap keluarganya di rumahnya. Seorang wanita adalah pemimpin atas rumah suaminya. Ia akan diminta pertanggungjawaban tentang hal mereka itu. Seorang hamba adalah pemimpin terhadap harta benda tuannya, ia kan diminta pertanggungjawaban tentang harta tuannya. Ketahuilah, kamu semua adalah pemimpin dan semua akan diminta pertanggung jawaban tentang kepemimpinannya (HR Al Bukhari dan Muslim dari Abdullah ibn Umar ).
Orang tua mana yang tidak gembira jika anaknya tumbuh seperti Umar ibn Abdul Aziz. Pada usianya yang maish kecil dia menangis, kemudian ibunya bertanya, " Apa yang membuatmu menangis?" Dia menjawab , "Aku ingat mati-pada saat itu dia telah menghafal Al Qur'an. " Ibunyapun menangis mendengar penuturannya. Di Indonesia sendiri beberapa waktu yang lalu dibuat bangga oleh seorang anak 5 tahun bernama Musa, yang pada usia yang sangat belia sudah hafal Al Qur'an 30 juz. Menurut penuturan orang tuanya, pendidikan yang diberikan bahkan dimulai sejak anak tersebut masih dalam kandungan. Diperdengarkan bacaan Al Qur'an, anak tersebut sama sekali tidak diperkenalkan televisi, kecuali tontonan yang bermanfaat yang sudah diseleksi oleh orang tuanya melalui CD pembelajaran. Ibunya membimbing dengan telaten membentuk Musa menjadi anak yang istimewa pada usianya. Namun masih tetap memiliki waktu bermain.
Perhatian serius dan pendidikan yang benar kini sangatlah dibutuhkan pada zaman yang dipenuhi berbagai fitnah, fitnah syahwat dan syubhat yang terus memburu anak-anak kita dari segala arah. Fitnah yang diembuskan oleh manusia-manusia sesat yang berada di pintu-pintu neraka Jahannam. Allah SWT berfirman, .... orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya bermaksud supaya kamu berpaling sejauh-jauhnya (dari kebenaran ) QS An Nisa:27