Foto-Foto................
"Pacaran (2)
Label:
ISLAM ZONE
- Jumat, 24 Desember 2010
Harus dijauhi oleh semua orang yang mengaku baragama Islam. "Pacaran" harus dijauhi...., aturan yang dibuat Allah SWT sudah jelas dalam Al Qur'an. ". Dan Janganlah kamu mendekati zina, (zina) itu suatu perbuatan keji dan jalan yang buruk". Undang2 atau aturan yang dibuat oleh manusia saja pasti ada sanksinya. Apalagi aturan yang dibuat oleh Allah SWT?? Sudah PASTI akan ada sanksi yang lebih dari sanksi yang dibuat oleh makhluk. Sadarlah saudara dan saudariku sekalian. Perbuatan kalian akan diminta pertanggungjawabannya di akhirat nanti. AKAN DIMINTA PERTANGGUNG JAWABAN!!!!!. Ingat akan hal itu saudara dan saudariku...., hidup di dunia ini hanya sebentar. Ibarat anak kecil, anak kecil yang sedang bermain. Sewaktu-waktu pasti akan dipanggil orang tuanya. Jadi manfaatkanlah waktu hidupmu ini di dunia dengan hal-hal positif yang juga tidak DILARANG agama. Manfaatkanlah...........
"Pacaran"
Label:
ISLAM ZONE
- Jumat, 17 Desember 2010
Satu kata yang berisi 4 huruf yang saya rasa sangat tidak asing lagi di telinga anak-anak muda. Satu kata yang sebenarnya tidak penting dilakukan oleh anak-anak muda khususnya usia sekolah yang mempunyai kewajiban utama belajar.Mulai dari anak SD, SMP, SMA/SMK, Mahasiswa, sampai yang tidak sekolah. Mulai dari yang sekolah disekolah formal, informal, sekolah negeri, swasta, dan bahkan Pondok Pesantren sekalipun tidak lepas dari jerat kata ini. Kata mereka pacaran membuat jadi tambah rajin belajar, jadi semangat melakukan kegiatan-kegiatan, jadi tambah baik pokoknya. Padahal tanpa melakukan hal itu, kita juga masih tetap bisa belajar dengan rajin, semangat, dan tentunya tidak membuang-buang waktu.
Apa yang dilakukan orang-orang yang pacaran???. Hanya smsan saja, telp2an, ngobrol-ngobrol ngalor-ngidul tidak jelas, saling obral kata-kata manis, saling memuji, bergandengan tangan, pelukan, ciuman, atau bahkan lebih dari itu. Apa gunanya hal-hal yang tidak penting seperti diatas? Apa akan menambah pintar, menambah ilmu, menambah penghasilan? Tentu tidak bukan? Kegiatan itu hanya membuang-buang waktu dan tidak berguna.
Mereka katanya mengatasnamakan "cinta". Tapi apakah itu benar yang dinamakan cinta?? Itu bukan cinta namanya. Tapi itu hubungan itu adalah hubungan seksual yang mengatasnamakan cinta.Coba perhatikan jika seorang pemuda gemar mengucapkan kata-kata manis, merangkai mimpi dan janji, menginginkan bertemu di tempat remang-remang, maka dia adalah sosok yang mirip serigala kelaparan yang ingin menerkam anda sekali saja. Kemudian dia mencampakkan diri anda setelah puas mengoyak tubuh anda.
Ketahuilah bahwa Allah tidak menurunkan ayat Al Qur'an kecuali tidak ada hikmahnya.
Allah Ta'ala berfirman,
" Katakanlah kepada perempuan yang beriman, Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka." ( Q.S An Nur: 31)
" Dan Janganlah kamu mendekati zina, (zina) itu sungguh perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk" ( Q.S: Al Isra': 32)
Mendekati saja sudah dilarang, dan perlu diketahui bahwa pacaran itu salah satu bentuk mendekati zina yang sangat dilarang Allah SWT. Jadi jauhilah perbuatan tersebut......, ( bersambung )
Napak Tilas Perjuangan yang Terlupakan
- Kamis, 16 Desember 2010
Perjuangan para pahlawan merupakan satu hal yang sangat penting sekali dalam proses kemerdekaan negara ini. Tanpa jasa-jasa dari mereka, tentunya kemerdekaan tidak akan terwujud. Pahlawan-pahlawan yang berjuang juga tidak hanya dari daerah pusat pemerintahan atau kota-kota besar saja, seperti: Jakarta, Semarang, Jogja, Surabaya, Bali, Aceh, dan kota-kota lain. Namun, dari pelosok-pelosok negeri yang justru dahulu menjadi pusat penyerangan penjajah.
Kebumen adalah kota kecil yang sebenarnya memiliki andil besar dalam sejarah peperangan bangsa Indonesia ini, di kabupaten ini, banyak sekali ditemukan monumen-monumen dan tempat-tempat yang sebenarnya sudah menunjukkan secara nyata bahwa daerah-daerah tersebut memililiki andil besar dalam kemerdekaan yang katanya sudah diraih bangsa ini. Mengapa justru daerah-daerah ini tidak terekspos oleh sejarah??? mengapa justru daerah-daerah ini tidak ada dalam catatan buku-buku sejarah para pelajar????. Tentunya juga karena kurangnya informasi dan pengetahuan dari para penulis buku dan pemerintah Indonesia ini sendiri. Mengapa pemerintah tidak memerlihatkan kerja keras para pahlawan-pahlawan di kabupaten ini???.
Contoh yang sangat nyata adalah adanya Benteng Pertahanan Belanda yang bernama " Benteng Van Der Wijck" yang berada di Kecamatan Gombong. Orang-orang cerdas seharusnya berfikir. Mengapa di kecamatan yang jauh dari pusat pemerintahan dan cenderung terpencil berdiri sebuah Benteng Belanda yang kokoh???. Tentunya karena di daerah ini perjuangan rakyatnya sangat gigih dan memiliki andil besar dalam perjuangan. Pangeran Diponegoro, Pahlawan Nasional yang terkenal itu, juga pernah singgah untuk mengaji dan mengatur strategi di salah satu desa di kecamatan ini. Klopogodo tepatnya di dukuh Brangkal ,disinilah Pangeran Diponegoro pernah mengatur strategi untuk melawan Belanda. Dan ini juga menjadi faktor mengapa ada Benteng Pertahanan Belanja di Gombong. Karena basis penyerangan saat itu adalah di desa ini. Jadi mengambil posisi di Gombong utara untuk membangun Benteng sangat tepat, karena pertahanan Indonesia saat itu dari sungai Kemit ke timur, sedangkan Belanda dari Sungai Kemit ke Barat. Mengapa tidak ada yang menyentuh hal ini???. Entah karena salah pemerintah atau karena minimnya informasi atau juga karena warga kebumen sendiri yang tidak peduli dengan sejarah.Atau mungkin karena ketika hal tersebut.
Benteng Van Der Wijck
Benteng tersebut tentunya menjadi saksi nyata, bahwa Gombong adalah daerah yang tidak boleh dilupakan oleh ingatan bangsa ini, benteng pertahanan belanda yang sangat kokoh berdiri di kota kecil yang jauh dari pusat pemerintahan.
Contoh kedua adalah tugu perjuangan di Desa Grengggeng. Tugu ini juga menjadi simbol, bahwa di wilayah kedaulatan Indonesia pada saat itu terjadi peperangan juga, Daerah basis penyerangan rakyat Indonesia pada masa itu. Bukan para pahlawan nasional, namun para rakyat-rakyat biasa dan rakyat kecil yang justru memiliki andil besar dalam kemerdekaan.
Berikut rincinnya yang diambil dari ondo supriyanto. blogspot.com
Peristiwa Kanonade (1)
Berikut laporan tentang peristiwa yang dikenal sebagai Kanonade atau Kanon Candi yang telah terjadi 61 tahun silam.
MINGGU wage pagi, 19 Oktober 1947 berjalan seperti biasa. Sejak pagi buta pasar Desa Candi cukup ramai dipadati warga. Maklum, kondisi yang tidak memungkinkan akibat perang, Pasar Karanganyar dipindah untuk sementara ke pasar Candi. Di tengah hiruk pikuk tawar menawar di pasar tersebut, tepat pukul 07.00 sebuah desingan peluru terdengar mengalihkan perhatian.
Sedetik kemudian pasar yang penuh orang itu porak poranda akibat terjangan peluru kanon yang muntahkan dari tangsi Belanda di Gombong, sekitar tujuh kilometer dari Desa Candi. Orang-orang pun panik, berlarian untuk menyelamatkan diri. Namun tidak sendikit yang tewas terkena peluru atau serpihan peluru yang konon hanya dengan beberapa butir puluru bisa membelah sebuah pesawat.
Tidak diketahui kanon jenis apa yang dipakai pada saat itu. Namun yang jelas akibat serangan mulai dari pukul 07.00 hingga pukul 13.00 itu dimuntahkan sekitar 600 peluru dan membuat ratusan rumah rusak dan menelan korban 786 rakyat. Anak-anak menjadi yatim dan orang tua kehilangan anak-anaknya.
Medi alias Ahmad Suwito(86)adalah salah satu warga menjadi saksi hidup, bagaimana kedahsyatan serangan Belanda saat itu. Saat serangan kanon pertama Medi yang saat itu berusia 25 tahun tengah berada di gunung. Sebelumnya dia mendengar suara pesawat capung yang berputar-putar. Tidak lama kemudian dia mendengar suara ledakan dahsyat yang terdengar berasal dari arah desa.
Setelah suara ledakan mereda, sekitar pukul 09.00 dia turun pulang untuk mengungsikan ternak kambing ke gunung. Setelah berhasil membawa ternaknya, dia pun pulang kembali untuk mengambil keris pusaka. Namun sebelum dia berhasil membawa kerisnya, sekitar pukul 10.00 tiba-tiba bunyi ledakan kembali terjadi. Dia pun berlindung dengan cara tiarap. Naas tangan kanannya terkena serpihan dari ledakan peluru kanon.
"Akibatnya tangan saya terus mengeluarkan darah," ujar Medi saat menceritakan kejadian itu, kemarin.
Luka akibat terkena serpihan peluru kanon itu, kata bapak tujuh anak dan 24 cucu tersebut baru bisa sembuh setelah setahun diobatkan di Yogyakarta. Hingga saat ini bekas luka itu masih terlihat, berwarna hitam seperti bekas terbakar.
"Meski luka tapi saya masih bersyukur tidak mati karena peluru itu," ujarnya sembari menunjukkan bekas luka di tangannya.
Baniyah (78) saksi lain yang masih hidup menceritakan, saat serangan Belada ke Desa Candi, benar-benar menakutkan. Banyak orang mati di sembarang tempat. Ada pula yang baru ketemu sampai beberapa hari sebelumnya. "Bahkan setelah seminggu ada yang baru dimakamkan," kata ibu empat anak dengan 15 cucu tersebut.
Dia menuturkan, saat peristiwa itu terjadi, dia baru lulus Sekolah Rakyat (SR). Seperti penduduk yang lain, dia pun ikut bersembunyi. Bahkan yang sulit dilupakan adalah dia melihat salah satu tetangganya Mijan meninggal akibat terkena serpihan kanon. Oleh ibunya bernama Romiyah, mijan didekap sudah dalam keadaan meninggal dunia.
"Kalau ingat saat itu, saya bersyukur bisa menikmati jaman kemerdekaan yang tidak dibayang-bayangi rasa ketakutan," katanya seraya memperlihatkan bekas luka di kakinya yang terkena serpihan peluru kanon.
Ya, Medi dan Baniyah adalah dua orang saksi peristiwa yang masih hidup. Sepuluh tahun lalu masih banyak saksi mata yang masih hidup. Termasuk warga yang dalam kondisi tidak sempurna karena di tubuhnya terdapat bekas luka akibat terkena serpihan puluru kanon. Namun saat ini sebagian besar generasi 1945 sudah banyak yang meninggal, sehingga semakin sulit untuk melengkapi kisah terjadinya peristiwa yang dikenal sebagai Kanonade atau Kanoncandi.
"Anak-anak sekarang sudah tidak tahu jika dulunya Desa Candi menjadi markas para pejuang kemerdekaan," imbuh Baniyah.
Senjata kanon merupakan ukuran di atas senapan mesin. Pada perang dunia (PD) II Jerman yang mendobrak menggunakan kanon untuk mempersenjatai Me-109-nya (Rheimental dan Mauser kal 20 dan 30 mm). Negara yang menggunakan kanon dalam PD adalah Inggris(Hispano Suiza 20mm), Rusia (VYa kal 23mm dan ShVAK 20mm) dan Jepang dalam (kal 20mm) PD II.(bersambung)
Peristiwa Kanonade (2)
SENJATA kanon merupakan ukuran di atas senapan mesin. Pada perang dunia (PD) II sejumlah negara sudah menggunakan senjata jenis ini. Jerman yang mendobrak menggunakan kanon untuk mempersenjatai Me-109-nya (Rheimental dan Mauser kal 20 dan 30 mm). Negara lain yang menggunakan kanon dalam PD adalah Inggris(Hispano Suiza 20mm), Rusia (VYa kal 23mm dan ShVAK 20mm) dan Jepang dalam (kal 20mm) PD II.
Dampak ledakan peluru ini membawa dampak luar bisa. Luka akibat terkena serpihan peluru kanon itu, Medi yang kini bapak tujuh anak dan kakek 24 cucu tersebut baru bisa sembuh setelah setahun diobatkan di Yogyakarta. Hingga saat ini bekas luka itu masih terlihat, berwarna hitam seperti bekas terbakar.
"Meski luka tapi saya masih bersyukur tidak mati karena peluru itu," ujar Medi sembari menunjukkan bekas luka di tangannya.
Baniyah (78) saksi lain yang masih hidup menceritakan, saat serangan Belanda ke Desa Candi, benar-benar menakutkan. Banyak orang mati di sembarang tempat. Ada pula yang baru ketemu sampai beberapa hari sebelumnya. "Bahkan setelah seminggu ada yang baru dimakamkan," kata ibu empat anak dengan 15 cucu tersebut.
Dia menuturkan, saat peristiwa itu terjadi, dia baru lulus Sekolah Rakyat (SR). Seperti penduduk yang lain, dia pun ikut bersembunyi. Bahkan yang sulit dilupakan adalah dia melihat salah satu tetangganya Mijan meninggal akibat terkena serpihan kanon. Oleh ibunya bernama Romiyah, mijan didekap sudah dalam keadaan meninggal dunia.
"Kalau ingat saat itu, saya bersyukur bisa menikmati jaman kemerdekaan yang tidak dibayang-bayangi rasa ketakutan," katanya seraya memperlihatkan bekas luka di kakinya yang terkena serpihan peluru kanon.
Ya, Medi dan Baniyah adalah dua orang saksi peristiwa yang masih hidup. Sepuluh tahun lalu masih banyak saksi mata yang masih hidup. Termasuk warga yang dalam kondisi tidak sempurna karena di tubuhnya terdapat bekas luka akibat terkena serpihan puluru kanon. Namun saat ini sebagian besar generasi 1945 sudah banyak yang meninggal, sehingga semakin sulit untuk melengkapi kisah terjadinya peristiwa yang dikenal sebagai Kanonade atau Kanoncandi.
Tanpa Penghuni
Kejelasan peristiwa ini baru terungkap saat Suara Merdeka menemui seorang mantan kepala Desa Candi yang menjadi saksi hidup peristiwa Kanon Candi. Tugiyo Hadi Subroto (78) adalah seorang veteran TNI yang pada masa perang kemerdekaan pernah bergabung dengan Tentara Republik Indonesia (TRI). Pertama kali dia bergabung ke TRI ditempatkan di Batalyon 28 Gentan Kentungan Yogyakarta.
Tidak lama kemudian dia ditugaskan di front Gombong. Namun saat ditarik kembali untuk bertugas yang lain dia memilih tetap bertahan untuk membela tanah leluhurnya. Tugiyo muda pun memilih keluar dari TRI dan bergabung ke Polisi Tentara (PT) dan berjuangan laskar ormas-ormas seperti AOI, Hisbullah, dan BPRI.
Saat itulah dia menyaksikan desa leluhurnya rata dengan tanah. Serangan peluru kanon oleh Belanda, kata Suwito terjadi dalam tiga tahap. Tahap pertama terjadi pukul 07.00. Lima menit kemudian serangan kedua sampai pukul 11.00. Jeda beberapa saat serangan ketiga berakhir pukul 13.00.
Mengapa Desa Candi yang diserang? Sebab desa candi pada waktu itu menjadi markas TRI, dapur umum, dan gudang logistik. Tentara bersatu dengan masyarakat melakukan perlawanan. Sebab saat itu, Belanda sudah menguasai Gombong. Sementara daerah pertahanan Indonesia berada di Kemit.
Sekitar pukul 06.30 pesawat capung pengintai berputar-putar di atas Desa Candi untuk memberi sinyal. Sebelumnya sekitar pukul 06.00 juga terdengar letusan senjata di selatan yakni di Puring. Pada sore hari Belanda menyerang Pertahanan. Akibat serangan itu, banyak tentara yang menjadi korban. Korban paling banyak dialami Tentara Pelajar (TP).
"Mereka masih emosional, dan masih belum tahu betul strategi berperang," tutur bapak enam putra dan kakek 13 cucu tersebut.
Sementara itu, akibat desa hancur, pada malam hari warga mengungsi di sebuah goa yang terletak di sebelah utara desa terpisah dari perkampungan. Trauma akan kejadian itu, warga takut kembali ke desa dan lebih memilih mengungsi di daerah gunung di Desa Giripurno. Selama rentang waktu setahun Desa Candi nyaris tanpa penghuni karena ditinggal warganya mengungsi.
"Senin pagi, Belanda melakukan operasi tanpa perlawanan. Sebab desa Sudah dikosongkan," imbuh suami dari Sri Wahyuni (42) tersebut.
Dia menyebutkan, selain warga Desa Candi, banyak korban berasal dari luar Candi. Sebab, orang-orang yang berada di Pasar Candi sebagian orang luar. Jasad korban sebagian tidak ditemuka karena hanyut di sungai Karanganyar. Namun yang ditemukan dikuburkan di pemakaman Sigedong.***
Dampak ledakan peluru ini membawa dampak luar bisa. Luka akibat terkena serpihan peluru kanon itu, Medi yang kini bapak tujuh anak dan kakek 24 cucu tersebut baru bisa sembuh setelah setahun diobatkan di Yogyakarta. Hingga saat ini bekas luka itu masih terlihat, berwarna hitam seperti bekas terbakar.
"Meski luka tapi saya masih bersyukur tidak mati karena peluru itu," ujar Medi sembari menunjukkan bekas luka di tangannya.
Baniyah (78) saksi lain yang masih hidup menceritakan, saat serangan Belanda ke Desa Candi, benar-benar menakutkan. Banyak orang mati di sembarang tempat. Ada pula yang baru ketemu sampai beberapa hari sebelumnya. "Bahkan setelah seminggu ada yang baru dimakamkan," kata ibu empat anak dengan 15 cucu tersebut.
Dia menuturkan, saat peristiwa itu terjadi, dia baru lulus Sekolah Rakyat (SR). Seperti penduduk yang lain, dia pun ikut bersembunyi. Bahkan yang sulit dilupakan adalah dia melihat salah satu tetangganya Mijan meninggal akibat terkena serpihan kanon. Oleh ibunya bernama Romiyah, mijan didekap sudah dalam keadaan meninggal dunia.
"Kalau ingat saat itu, saya bersyukur bisa menikmati jaman kemerdekaan yang tidak dibayang-bayangi rasa ketakutan," katanya seraya memperlihatkan bekas luka di kakinya yang terkena serpihan peluru kanon.
Ya, Medi dan Baniyah adalah dua orang saksi peristiwa yang masih hidup. Sepuluh tahun lalu masih banyak saksi mata yang masih hidup. Termasuk warga yang dalam kondisi tidak sempurna karena di tubuhnya terdapat bekas luka akibat terkena serpihan puluru kanon. Namun saat ini sebagian besar generasi 1945 sudah banyak yang meninggal, sehingga semakin sulit untuk melengkapi kisah terjadinya peristiwa yang dikenal sebagai Kanonade atau Kanoncandi.
Tanpa Penghuni
Kejelasan peristiwa ini baru terungkap saat Suara Merdeka menemui seorang mantan kepala Desa Candi yang menjadi saksi hidup peristiwa Kanon Candi. Tugiyo Hadi Subroto (78) adalah seorang veteran TNI yang pada masa perang kemerdekaan pernah bergabung dengan Tentara Republik Indonesia (TRI). Pertama kali dia bergabung ke TRI ditempatkan di Batalyon 28 Gentan Kentungan Yogyakarta.
Tidak lama kemudian dia ditugaskan di front Gombong. Namun saat ditarik kembali untuk bertugas yang lain dia memilih tetap bertahan untuk membela tanah leluhurnya. Tugiyo muda pun memilih keluar dari TRI dan bergabung ke Polisi Tentara (PT) dan berjuangan laskar ormas-ormas seperti AOI, Hisbullah, dan BPRI.
Saat itulah dia menyaksikan desa leluhurnya rata dengan tanah. Serangan peluru kanon oleh Belanda, kata Suwito terjadi dalam tiga tahap. Tahap pertama terjadi pukul 07.00. Lima menit kemudian serangan kedua sampai pukul 11.00. Jeda beberapa saat serangan ketiga berakhir pukul 13.00.
Mengapa Desa Candi yang diserang? Sebab desa candi pada waktu itu menjadi markas TRI, dapur umum, dan gudang logistik. Tentara bersatu dengan masyarakat melakukan perlawanan. Sebab saat itu, Belanda sudah menguasai Gombong. Sementara daerah pertahanan Indonesia berada di Kemit.
Sekitar pukul 06.30 pesawat capung pengintai berputar-putar di atas Desa Candi untuk memberi sinyal. Sebelumnya sekitar pukul 06.00 juga terdengar letusan senjata di selatan yakni di Puring. Pada sore hari Belanda menyerang Pertahanan. Akibat serangan itu, banyak tentara yang menjadi korban. Korban paling banyak dialami Tentara Pelajar (TP).
"Mereka masih emosional, dan masih belum tahu betul strategi berperang," tutur bapak enam putra dan kakek 13 cucu tersebut.
Sementara itu, akibat desa hancur, pada malam hari warga mengungsi di sebuah goa yang terletak di sebelah utara desa terpisah dari perkampungan. Trauma akan kejadian itu, warga takut kembali ke desa dan lebih memilih mengungsi di daerah gunung di Desa Giripurno. Selama rentang waktu setahun Desa Candi nyaris tanpa penghuni karena ditinggal warganya mengungsi.
"Senin pagi, Belanda melakukan operasi tanpa perlawanan. Sebab desa Sudah dikosongkan," imbuh suami dari Sri Wahyuni (42) tersebut.
Dia menyebutkan, selain warga Desa Candi, banyak korban berasal dari luar Candi. Sebab, orang-orang yang berada di Pasar Candi sebagian orang luar. Jasad korban sebagian tidak ditemuka karena hanyut di sungai Karanganyar. Namun yang ditemukan dikuburkan di pemakaman Sigedong.***
Peristiwa Kanonade (3-habis)
Banyak korban berguguran baik dari para pejuang kemerdekaan maupun rakyat jelata. Setengah abad lebih berlalu dari peristiwa itu. Para selaku sejarah sudah banyak yang meninggal. Tinggal beberapa orang saja yang masih hidup. Itu pun sudah berusia lanjut. Kalau tidak generasi sekarang, siapa lagi yang menghargai pengorbanan mereka. Ironisnya, tidak banyak generasi sekarang yang tahu sejarah perjuangan itu.
Ya, dalam pelajaran sejarah di sekolah, perjuangan rakyat Kebumen melawan penjajah memang tidak begitu dikenal. Padahal perlawanan mereka begitu heroik. Para guru tampaknya perlu menyisipkan perjuangan lokal para pejuang untuk menumbuhkan rasa nasionalisme. Bahwa orang tua mereka juga ikut memperjuangkan negeri ini.
"Hanya ada mahasiswa yang melakukan penelitian tentang sejarah penyerangan Belanda ke Desa Candi termasuk Desa Plarangan," ujar Tugiyo Hadi Subroto (78) veteran yang juga mantan Kepala Desa Candi periode 1965-1989.
Untuk mengenang korban peristiwa Kanon Candi pada tahun 1950 di kawasan pasar Candi didirikan sebuah monumen Kanonade. Minumen pertama yang dibuat oleh Tentara Pelajar (TP) itu kemudian diperbarui tahun 1985. Adapun monumen yang asli dipindahkan di balai Desa Candi. Namun tanpa pengetahuan, monumen saja tidak cukup untuk menumbuhkan rasa nasionalisme generasi muda.
"Di monumen itu dulu sering digunakan untuk malam renungan oleh Sekolah Calon Tamtama (Secata) Gombong," katanya.
Pria yang pernah bertugas di Front Semarang itu menceritakan penyerangan Belanda ke Desa Candi bisa dikatakan penyerangan yang cukup besar di Jawa Tengah pada masa Kles I. Karena di daerah lain, meski ada serangan namun jumlah korban tidak sebanyak seperti di Desa Candi yang mencapai hampir 1000 orang.
Veteran yang usai masa perang bergabung sebagai anggota TNI dan bertugas di Dinas Teknik Tentara (DTT) Semarang sampai 1965 itu menceritakan bagaimana perjuangan rakyat Kebumen melawan Belanda. Pada Kles I Gombong diduduki Belanda. Belanda juga melebarkan kekuasaanya dan tentu saja para pejuang melakukan perkawanan.
Untuk membendung Serangan Belanda pejuang membentuk pertahanan di Kemit. Di Sektor Kemit pertahanan dibagi menjadi tiga yakni di bagian selatan bermarkas di Puring yakni di Desa Sidobunder. Di bagian tengah pertahanan di Karanganyar yang diabadikan dengan Monumen Kemit. Sedangkan di wilayah utara berada Karanggayam.
Guna memperingati terjadinya pertempuran sengit antara Tentara Pelajar (TP) saat terjadinya Kles II di Desa Sidobunder terdapat monumen perjuangan. Sekitar 23 TP yang gugur di desa tersebut dan juga dari masyarakat sekitar. Banyaknya korban jatuh karena kebanyakan tentara pelajar tersebut kurang memahami peta wilayah.
"Desa Sidobunder merupakan basis pertahanan dari serangan musuh Belanda yang bermarkas di Gombong," katanya.
Dalam literatur diterangkan, pada 19 Agustus 1947 pasukan Belanda masuk ke Karanggayam melalui Randakeli. Terjadi kontak senjata antara Belanda dengan pasukan yang dipimpin Letnan Yatiman. Pada pertempuran ini Belanda kecele karena akhirnya saling tembak antara pasukan Belanda yang datang lebih awal dengan yang datang belakangan. Mereka mengira di tengah mereka masih ada pasukan Letnan Yatiman.
Dalam peristiwa itu dari pihak tentara Indonesia terdapat 23 orang yang gugur. Di antara 23 pasukan yang gugur ada seorang yang berasal dari Jepang, yang bernama Usman/kuper. Pertempuran di Karanggayam itu diabadikan dengan Monumen Purangga.
Karena terus terjadi gencatan senjata di Karanggayam, Wonoharjo, Kenteng, Sidobunder, dan Kemit, lalu diadakan gencatan senjata yang kemudian menimbulkan sebuah garis perbatasan kekuasaan yang dinamakan Status Quo.
Pada tanggal 19 Desember 1948 dimulai pukul 05.00 pagi, hari minggu Belanda kembali melakukan gencatan senjata. TNI mengetahui rencana penyerangan Belanda dari intel-intel TNI yang ada di daerah pendudukan khususnya gombong. Ternyata Belanda akan menyerang melalui timur menuju Yogyakarta. TNI yang semula berpusat di Yogyakarta menjadi terpecah. Adapun sistem perang yang digunakan adalah sistem perang gerilya yang diinstruksikan oleh Jenderal Sudirman.
"Saat Belanda akan lewat, kami melubangi jalan-jalan dengan alat tradisional. Tapi tenyata Belanda dengan mudah meratakan kembali dengan alat berat," kenangnya.
Secara logika, kata dia, sulit melawan Belanda. Dimana rentara RI hanya menggunakan senapan bekas Jepang, dan senjata seadanya. Sedangkan Belanda lengkap dengan panser yang dilengkapi senjata Kanon. Namun pada waktu itu muncul kepercayaan bahwa perjuangan Rakyat dibantu oleh ratu laut selatan.
"Makanya kami mengggunakan janur kuning untuk membedakan tentara Indonesia dengan Belanda," tuturnya.
Pada bagian lain, bagi pejuang di Gombong, kenangan yang indah adalah ketika terjadi serangan Jum’at Kliwon bulan Februari 1949. TNI melawan Belanda di daerah Kebumen dari perang yang kecil sampai perang yang besar. Pihak TNI berhasil merampas senjata Belanda.
"Pada akhir Desember 1949 Belanda meninggalkan Kebumen. Pasukan belanda yang ada di Gombong melakukan serah terima wilayah dengan TNI di simpang tiga antara Jalan Yos Sudarso dengan Jalan Sempor Lama," kata veteran yang tak pernah memperoleh uang pensiun ini.***
Dari ketiga contoh tersebut, sangat-sangat jelas, bahwa penyerangan Belanda saat itu tidak hanya di pusat pemerintahan dan kota-kota besar saja, tetapi justru paling banyak di daerah-daerah terpencil yang tidak tersentuh oleh sejarah. Semoga kita menjadi lebih bisa membuka mata untuk melihat fakta-fakta sejarah yang ada.
RISMA Nurul Falaah Kedungpuji
- Rabu, 15 Desember 2010
Remaja Islam Masjid Nurul Falaah Kedungpuji atau lebih dikenal dengan RISMA Nurul Falaah Kedungpuji merupakan sebuah Organisasi Remaja Islam yang berada di bawah naungan Takmir Masjid Nurul Falaah Kedungpuji yang berdiri kurang lebihnya tahun 1995. Didirikan oleh remaja-remaja muslim yang peduli dengan syiar Islam di Desa Kedungpuji pada masa itu. Organisasi ini, memiliki Visi dan Misi yang sangat mulia untuk kemajuan Remaja Muslim. Yaitu:
Visi RISMA Nurul Falaah Kedungpuji:
Membentuk generasi qur'ani yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, memiliki intelektualitas yang tinggi dan berwawasan luas ke depan.
Misi RISMA Nurul Falaah Kedungpuji:
- Memantapkan pengkajian dan pemantapan aqidah, pemahaman syariat dan akhlaq Islam untuk menumbuh kembangkan keteladanan amal Islam.
- Membentuk wahana dakwah Islam
- Mengembangkan instrumen pengkaderan demi kesinambungan dakwah Islam
- Membentuk kader dakwah yang memiliki pemahaman Islam yang menyeluruh
- Kajian pengkaderan untuk Remaja Muslim
- Yasinan Rutin Malam Jum'at
- Kajian Malam Ahad
- Kegiatan liburan sekolah, seperti: Mukhayam, MABIT, Rihlah, Training Organisasi, Outbond, dll
- Kegiatan keolahragaan , seperti: Bulu Tangkis, Sepak Bola, Volli, dll
- Kegiatan Ramadhan, seperti: Kajian Buka Bersama, Pesantren Ramadhan, Kajian Ramadhan, dll
- Pengadaan Mading ( Majalah Dinding )
- Pengadaan Kalender Tahunan
- Dan kegiatan-kegiatan lain yang sangat berguna
Pengurus Harian:
Ketua: Nanda Ardiansyah ( SMK Wongsorejo Gombong )
Wakil Ketua: Wahyu Prasetyo ( SMKN 1 Gombong )
Sekretaris : Ainun Chotimah ( SMAN 1 Gombong )
Wakil Sekretaris: Diah Ayu Wijayanti ( SMPN 2 Gombong )
Bendahara: Ulfah Restu Nugraheni ( SMAN 1 Gombong )
Wakil Bendahara: Ibnu Miftahul Aziz ( SMPN 2 Gombong )
Seksi-Seksi:
Seksi Bidang Syiar:
- Tri Nurhayati ( Karyawan SMPIT Logaritma Karanganyar)
- Harli Wahid P ( SMKN 1 Gombong )
- Desi ( SMPN 3 Karanganyar )
- Catur Setiyo Rini ( SMAN 1 Gombong )
- Pawit Jundulloh ( STAINU Kebumen )
- Dwi Hartanto ( SMK Wongsorejo Gombong)
- Ade Afrian D ( SMK Wongsorejo Gombong )
- Yusuf
- Suprapti ( SMK Yapek Gombong )
- Nurul Hidayah ( SMK Yapek Gombong )
- Sri Haryani ( SMKN 1 Karanganyar)
- Rofiqoh Isna Rahmatika ( MA MWI Kebarongan, Sumpiuh)
- Nesti Meilina D ( SMA Muh Gombong)
- Eva Fauziah ( SMPN 4 Gombong )
- Novi ( SMPN 4 Gombong )
- Marsini ( SMKN 1 Karanganyar )
- Eli Dwi Ambarwati ( SMPN 4 Gombong)
- Haryanto ( SMPN 4 Gombong)
- Rusianah ( SMPN 4 Gombong )
- Mufliah ( SMPN 3 Karanganyar)
- Irfan ( SMK Wongsorejo Gombong )
- Ari ( SMPN 2 Gombong)
Kepengurusn tersebut merupakan hasil Resuffle Pengurus RISMA Nurul Falaah 1 bulan yang lalu. Diharapkan dengan kepengurusan tersebut tetap semangat dalam menyebarkan syiar Islam di kedungpuji. Akhir-akhir ini memang terlihat kurang semangat dalam menjalankan program-programya. Untuk melakukan penyegaran, maka dari DPO ( Dewan Pertimbangan Organisai ) dan Pembina RISMA Nurul Falaah akan mengadakan Training Organisasi. Diharapkan dapat kemali aktif dan bersemangat.
SEMANGAT UNTUK RISMA Nurul Falaah Kedungpuji
Syirik
Label:
ISLAM ZONE,
PENGETAHUAN
- Senin, 13 Desember 2010
Memahami Hakikat Syirik
Syirik merupakan dosa paling besar, kezaliman yang paling zalim, dosa yang tidak akan diampuni Allah, dan pelakunya diharamkan masuk surga serta seluruh amal yang pernah dilakukannya selama di dunia akan hangus dan sia-sia. Oleh sebab itu mengenal hakikat syirik dan bahayanya adalah perkara yang sangat penting.
Dosa yang paling besar
Allah ta’ala berfirman yang artinya,
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia akan mengampuni dosa di bawah tingkatan syirik bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya. (QS. An Nisaa’ : 48, 116).
Syaikh Abdurrahman bin Hasan rahimahullah berkata, “Dengan ayat ini maka jelaslah bahwasanya syirik adalah dosa yang paling besar. Karena Allah ta’ala mengabarkan bahwa Dia tidak akan mengampuninya bagi orang yang tidak bertaubat darinya (Fathul Majid).
Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu bertanya kepada Nabi, “Wahai Rasulullah, dosa apakah yang paling besar ? Maka beliau menjawab, “Yaitu engkau mengangkat tandingan/sekutu bagi Allah (dalam beribadah) padahal Dia lah yang telah menciptakanmu. (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam hadits yang lain dari Abdurrahman bin Abi Bakrah, dari ayahnya, ayahnya berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Maukah aku kabarkan kepada kalian tentang dosa besar yang paling besar ?. Beliau bertanya sebanyak tiga kali. Para sahabat menjawab, “Mau wahai Rasulullah! Lalu beliau bersabda, “Yaitu mempersekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua. Lalu beliau duduk tegak setelah sebelumnya bersandar seraya melanjutkan sabdanya, “Ingatlah, begitu juga berkata-kata dusta. Beliau mengulang-ulang kalimat itu sampai-sampai aku bergumam karena kasihan, “Mudah-mudahan beliau diam. (HR. Bukhari dan Muslim).
Oleh karena itulah, Adz Dzahabi yang menulis kitab Al Kaba’ir menempatkan dosa syirik kepada Allah sebagai dosa besar nomor satu sebelum dosa-dosa yang lainnya. Beliau berkata, “Dosa besar yang terbesar adalah kesyirikan kepada Allah ta’ala.. (Al Kaba’ir)
Kezaliman yang paling zalim
Allah ta’ala berfirman yang artinya,
“Sungguh Kami telah mengutus para utusan Kami dengan keterangan-keterangan, dan Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca supaya manusia menegakkan keadilan (QS. Al Hadiid : 25).
Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa di dalam ayat ini Allah memberitakan bahwa Dia mengutus para Rasul-Nya, menurunkan kitab-kitab-Nya supaya manusia menegakkan al qisth yaitu keadilan. Salah satu nilai keadilan yang paling agung adalah tauhid. Ia adalah pokok keadilan yang terbesar dan pilar penegaknya. Sedangkan syirik adalah kezaliman yang sangat besar. Sehingga syirik merupakan kezaliman yang paling zalim, sedangkan tauhid merupakan keadilan yang paling adil (Ad Daa’ wa Ad Dawaa’).
Perhatikanlah firman Allah yang mulia yang mengisahkan nasehat seorang ayah yang bijak kepada puteranya, yang artinya,
“Wahai puteraku, janganlah berbuat syirik kepada Allah, karena sesungguhnya syirik itu adalah kezaliman yang sangat besar. (QS. Luqman : 13).
Ibadah adalah hak Allah, maka memperuntukkan ibadah kepada selain Allah adalah pelanggaran hak. Oleh sebab itu syirik disebut sebagai kezaliman, bahkan inilah kezaliman terbesar yang harus ditumpas oleh umat manusia! Sampai-sampai beberapa hari menjelang wafatnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam masih sempat memperingatkan umat dari bahaya syirik dalam masalah kuburan. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Allah melaknat kaum Yahudi dan Nasrani karena mereka menjadikan kubur-kubur Nabi mereka sebagai tempat ibadah. Ketahuilah sesungguhnya aku melarang kalian dari perbuatan itu. ‘Aisyah mengatakan, “Beliau memberikan peringatan keras dari perbuatan mereka itu. (HR. Bukhari dan Muslim).
Pelanggaran terhadap hak Sang pencipta
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bertanya kepada Mu’adz, “Wahai Mu’adz, tahukah kamu apa hak Allah atas hamba dan hak hamba atas Allah ? Maka Mu’adz menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu. Lalu Rasul bersabda, “Hak Allah atas hamba adalah mereka menyembah-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Sedangkan hak hamba atas Allah adalah Allah tidak akan menyiksa hamba yang tidak mepersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.(HR. Al Bukhari dan Muslim).
Syaikh Abdullah bin Shalih Al Fauzan berkata, Hadits ini menunjukkan bahwasanya Allah subhanahu wa ta’ala memiliki hak yang harus ditunaikan oleh para hamba. Barangsiapa yang menyia-nyiakan hak ini maka sesungguhnya dia telah menyia-nyiakan hak yang paling agung. (Hushul Al Ma’mul)
Dosa yang tak terampuni
Seandainya seorang hamba berjumpa dengan Allah ta’ala dengan dosa sepenuh bumi niscaya Allah akan mengampuni dosa itu semua, akan tetapi tidak demikian halnya bila dosa itu adalah syirik. Allah ta’ala berfirman melalui lisan Nabi-Nya dalam sebuah hadits qudsi,
“Wahai anak Adam, seandainya engkau menjumpai-Ku dengan membawa dosa kesalahan sepenuh bumi dalam keadaan tidak mempersekutukan Aku, niscaya Akupun akan menjumpaimu dengan ampunan sepenuh itu pula (HR. Tirmidzi, disahihkan oleh Al Albani dalam Ash Shahihah 127).
Bahkan, di dalam Al Qur’an Allah telah menegaskan dalam firman-Nya yang artinya,
“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik dan Dia mengampuni dosa yang berada di bawah tingkatan syirik bagi orang-orang yang dikehendaki-Nya (QS. An Nisaa’ : 48 dan 116).
Ibnu Katsir rahimahullah menafsirkan ayat di atas, “Allah ta’ala mengabarkan bahwasanya Dia tidak akan mengampuni dosa syirik, artinya Dia tidak mengampuni hamba yang bertemu dengan-Nya dalam keadaan musyrik, dan (Dia mengampuni dosa yang dibawahnya bagi orang yang dikehendaki-Nya); yaitu dosa-dosa (selain syirik-pent) yang akan Allah ampuni kepada hamba-hamba yang dikehendaki-Nya. ( Tafsir Ibnu Katsir).
Kekal di dalam neraka
Allah ta’ala berfirman yang artinya,
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir dari kalangan ahli kitab dan orang-orang musyrik berada di dalam neraka Jahannam dan kekal di dalamnya, mereka itulah sejelek-jelek ciptaan. (QS. Al Bayyinah : 6).
Dari Jabir radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Barang siapa yang berjumpa Allah dalam keadaan tidak mempersekutukan sesuatupun dengan-Nya, niscaya masuk surga. Dan barang siapa yang berjumpa Allah dalam keadaan memepersekutukan sesuatu dengan-Nya, maka dia masuk neraka. (HR. Muslim)
Pemusnah pahala amalan
Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya orang pertama kali diadili pada hari kiamat adalah seseorang yang mati syahid di jalan Allah. Dia didatangkan kemudian diingatkan kepadanya nikmat-nikmat yang diberikan kepadanya maka dia pun mengakuinya. Allah bertanya, “Apa yang kamu lakukan dengannya ? Dia menjawab, “Aku berperang untuk-Mu sampai aku mati syahid. Allah berfirman, “Engkau dusta, sebenarnya engkau berperang karena ingin disebut sebagai pemberani. Dan itu sudah kau dapatkan. Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk menyeretnya tertelungkup di atas wajahnya hingga dilemparkan ke dalam neraka. Kemudian ada seseorang yang telah mendapatkan anugerah kelapangan harta. Dia didatangkan dan diingatkan kepadanya nikmat-nikmat yang diperolehnya. Maka dia pun mengakuinya. Allah bertanya, “Apakah yang sudah kamu perbuat dengannya ? Dia menjawab, “Tidaklah aku tinggalkan suatu kesempatan untuk menginfakkan harta di jalan-Mu kecuali aku telah infakkan hartaku untuk-Mu. Allah berfirman, “Engkau dusta, sebenarnya engkau lakukan itu demi mendapatkan julukan orang yang dermawan, dan engkau sudah memperolehnya. Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk menyeretnya tertelungkup di atas wajahnya hingga dilemparkan ke dalam neraka. Kemudian seorang yang menuntut ilmu dan mengajarkannya dan juga membaca Al Qur’an. Dia didatangkan kemudian diingatkan kepadanya nikmat-nikmat yang sudah didapatkannya dan dia pun mengakuinya. Allah bertanya, “Apakah yang sudah kau perbuat dengannya ? Maka dia menjawab, “Aku menuntut ilmu, mengajarkannya dan membaca Al Qur’an karena-Mu. Allah berfirman, Engkau dusta, sebenarnya engkau menuntut ilmu supaya disebut orang alim. Engkau membaca Qur’an supaya disebut sebagai Qari’. Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk menyeretnya tertelungkup di atas wajahnya hingga dilemparkan ke dalam neraka. (HR. Muslim).
Kehilangan rasa aman dan petunjuk
Allah ta’ala berfirman yang artinya,
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuri keimanan mereka dengan kezaliman, mereka itulah yang akan mendapatkan keamanan dan merekalah orang yang mendapatkan hidayah (QS. Al An’aam : 82).
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud, ketika ayat ini diturunkan para sahabat mengatakan, Wahai Rasulullah. Siapakah di antara kita ini yang tidak melakukan kezaliman terhadap dirinya? Maka Rasulullah pun menjawab, Maksud ayat itu tidak seperti yang kalian katakan. Sebab makna,Tidak mencampuri keimanan mereka dengan kezaliman adalah (tidak mencampurinya) dengan kesyirikan. Bukankah kalian pernah mendengar ucapan Luqman kepada puteranya,Wahai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, karena sesungguhnya syirik itu adalah kezaliman yang sangat besar. (HR. Bukhari).
Semoga Allah menyelamatkan diri kita dari bahaya syirik, yang tampak maupun yang tersembunyi.
Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi
Tahukah kalian???
-
Ada sekolah baru di Kebumen yang bernama SMPIT Logaritma Karanganyar....??
Sekolah ini berada di Kelurahan Jatiluhur, Karanganyar, Kebumen. Dengan segala keterbatasannya sekolah ini dapat tetap berdiri dengan sebagian murid2 yang mempunyai kemampuan kecerdasan mumpuni dan tenaga pendidik yang tidak hanya mengejar nilai2 berdasarkan angka2..., tapi dengan hati...., Saya rasa sekolah ini mampu bersaing dengan sekolah-sekolah lama yang notabene juga bagus..., Penasaran??? Silahkan kunjungi Blog kami di smpitlogaritma.blogpot.com atau langsung datang ke sekolah yang sangat indah dan asri di Kelurahan Jatiluhur, Karanganyar, Kebumen......
Langganan:
Postingan (Atom)